Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Maulid Nabi Muhammad sebagai Pilar Hidup

17 September 2024   10:38 Diperbarui: 17 September 2024   13:45 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Muhammad SAW telah dikenal luas tidak saja di kalangan muslim, namun secara global. Kehadiran nabi Muhammad sebagai utusan Allah di muka bumi membawa dampak positif bagi semua makhluk tak terkecuali manusia. 

Sejak 12 Rabiul Awal atau bertepatan dengan 23 April 571 Masehi, nabi Muhammad menjadi sosok paling penting bagi  setiap muslim. Tidak hanya sebagai individu yang pola hidupnya menawarkan nilai keislaman. Nabi Muhammad hadir untuk memperbaiki moral dan perilaku umat secara menyeluruh.

Sebagai nabi terakhir, kehadiran nabi Muhammad berhasil membawa perubahan besar pada penduduk Makkah dan Madinah kala itu. Semua perkataan, perbuataan, dan perilaku nabi adalah cermin yang merefleksikan standar hidup mulia. 

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kesimbangan antara dunia dan akhirat. Bahkan, melalui lisannya, nabi Muhammad mewariskan banyak pelajaran berharga sebagai fondasi kehidupan di dunia relatif singkat ini.

Memaknai maulid nabi tidak sekedar merayakan hari kelahirannya. Lebih dari itu, maulid nabi Muhammad adalah refleksi bagaimana sebagaia seorang muslim, kita bisa mewarisi perilaku sebagaimana yang dicontohkan oleh nabi Muhammad semasa hidupnya. 

Mengasihi Anak Yatim dan Fakir Miskin

Nabi Muhammad melalui banyak hadis memberi pelajaran berharga tentang mengasihi sesama. Sebagai contoh, dalam sebuah hadis nabi diriwayatkan oleh Sahl bin Sa'ad radhiallahu 'anhu dia berkata: 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini", kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya. (HR. al-Bukhari no. 4998 dan 5659)

Dalam hadis ini, nabi Muhammad memberi gambaran sangat jelas bagaimana pahala orang-orang yang mau memperhatikan anak yatim. Balasan surga dan kesempatan berjumpa dengan nabi di dalam surga melebihi dunia dan seisinya. 

Mengasihi anak yatim dan fakir miskin adalah panggilan jiwa bagi setiap orang. Kita melihat di banyak tempat terdapat anak-anak yatim dan fakir miskin. Mereka kadangkala 'terbengkalai' tanpa ada yang memerdulikan. 

Padahal, nabi Muhammad SAW semasa hidupnya memberi contoh tauladan bagi kita semua. Dengan rejeki yang kita terima, sudah sewajarnya menyisihkan sebagian kecil untuk bersedekah kepada anak yatim dan fakir miskin di sekitar kita. 

Bayangkan jika mayoritas orang mau perduli dan tergerak untuk menyisihkan pendapatannya untuk orang yang membutuhkan, tentu masalah kemiskinan sangat mudah diberantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun