Perkembangan otak anak di umur 1-7 tahun terjadi begitu pesat. Waktu bersama anak terkadang begitu cepat berlalu. Orang tua sering melewatkan waktu produktif untuk bermain bersama.
Tahapan perkembangan otak anak erat kaitannya dengan stimulasi yang didapat anak dari orang tua. Komunikasi dan interaksi orang tua dan anak memberi dampak luar biasa bagi perkembangan kognitif anak.Â
Sebagian orang tua menganggap sepele komunikasi bersama anak. Pada kenyataannya, ilmuan otak menemukan fakta jika ada kaitan antara memori anak dan kemampuan kognitif.Â
Anak-anak yang sering diajak berbicara oleh orang tua dan banyak meluangkan waktu berinteraksi bersama anak memiliki memori lebih baik dibanding anak-anak yang jarang berkomunikasi dengan orang tua.
Otak anak berkembang melalui beberapa tahapan mengikuti umur. Di umur 1-3 tahun, stimulasi aktif dengan mengajak bicara dan bermain ternyata sangat baik dilakukan langsung oleh kedua orang tua.
Daripada menitipkan anak ke daycare, menghabiskan waktu mengajak anak berbicara jauh lebih baik bagi perkembangan otak anak. Salah satu manfaat lain adalah membangun ikatan atau (bonding) antara orang tua dan anak.
Walaupun anak tidak merespon pada tahap awal (0-12 bulan), stimulasi dengan mengajak anak berbicara memberi input baik bagi otak. Masing-masing bagian otak terkait satu sama lain untuk membangun koneksi.
Koneksi yang terbentuk dari mengajak anak berbicara sungguh luar biasa. Dalam ilmu otak, koneksi ini disebut synapses. Dengan istilah lain, synapses adalah tempat koneksi terbentuk di otak untuk kemudian diterjemahkan menjadi sebuah pesan.
Orang tua yang sangat jarang mengajak anak berbicara membuat koneksi di otak tidak terbentuk. Jika koneksi tidak terjadi, maka otak berkembang lebih lambat.Â
Apa efek jangka panjangnya?
Bagian hippocampus yang merupakan pusat penyimpanan informasi tidak berkembang dengan baik. Perlu diketahui bahwa hippocampus memiliki fungsi penting untuk daya ingat seseorang.