Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pembiasaan Kecil dan Disiplin Waktu pada Anak

5 September 2024   11:39 Diperbarui: 5 September 2024   11:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
disiplin waktu pada anak|freepik.com

Anak membentuk kepribadian dari pembiasaan. Mereka melihat dan mengobservasi lingkungan, lalu mengambil kesimpulan. Disiplin waktu tidak datang dengan sendirinya melainkan dari kebiasaan harian dalam rumah.

Istilah 'ngaret' seringkali dikaitkan dengan budaya orang Indonesia. Sebagian besar acara penting mudah diundur hanya karena pembicara belum tiba di tempat. 

Jika kita menelusuri lebih lanjut, pembiasaan dalam keluarga adalah titik awal bergesernya waktu. Kebiasaan bangun tidur telat dan menunda-nunda pekerjaan adalah indikator lemahnya disiplin waktu dalam rumah.

Diawali dengan kebiasaan orang tua yang tidak baik, anak melihat dan mengikuti pola yang sama. Padahal, disiplin waktu sangatlah penting diterapkan sejak anak masih kecil.

Kebiasaan simpel seperti tidur lebih awal dan bangun di jam yang sama sejatinya adalah pola disiplin waktu. Dengan ritme yang sama, anak dapat belajar menghargai waktu dan mampu memahami nilai tukar dari waktu.

Sesekali, coba perhatikan bagaimana pembiasaan anak dalam keluarga. Misalnya, adakah orang tua memberi jatah waktu kepada anak untuk bermain, istirahat dan belajar?

Kelihatannya memang sederhana dan tidak memberi dampak besar. Padahal, disiplin waktu sejak kecil membentuk kepribadiaan anak ketika dewasa. 

Kenapa ini penting?

Jika anak tidak belajar tentang manfaat waktu, tentu mereka sulit menghargai waktu. Hari-hari terlewati tanpa sesuatu yang berarti karena pembiasaan yang tidak baik.

Sebagai contoh, anak-anak yang terbiasa tidur cepat, mereka lebih mudah terbangun lebih awal untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat esok hari.

Namun, ketika mereka terbiasa menonton TV, main smarthphone, atau lalai dengan permainan sampai larut malam, energi mereka terbuang dan jam tidur tidak terbentuk.

Akhirnya, anak sulit bangun di pagi hari dan jam tubuh mereka terganggu. Jika orang tua terus-menerus membiarkan anak hidup dengan struktur waktu yang amburadul, besar kemungkinan mereka tumbuh dengan pola pikir buruk tentang waktu.

Idealnya, disiplin waktu lebih mudah dipraktikkan pada anak ketika mereka kecil. Pembiasaan sederhana dan positif memberi pelajaran agar anak belajar menghargai momen bermain dan membentuk pola pikir positif akan waktu.

Sebaliknya, manakala anak terbiasa bermain tanpa aturan, tidur kapan suka, dan makan apa saja, mereka sebenarnya sedang belajar tentang arti hidup tanpa disiplin.

Orang tua adalah kunci disiplin waktu bagi anak. Pembiasaan sejak kecil merupakan pondasi disiplin waktu yang krusial. Ibaratnya, apa yang dibiasakan orang tua pada anak menjadi modal dasar mereka menggunakan waktu.

Walaupun pembiasaan kecil ini terlihat simpel, pada saat anak masuk fase remaja, mereka akan jauh lebih mudah mendisiplikan diri. Terlebih jika dibandingkan dengan anak-anak yang hidupnya tidak teratur dalam rumah.

Tidak heran, banyak remaja yang memilih menghabiskan waktu di kafe bersama teman atau terlelap di depan layar smartphone berjam-jam. Mereka sejatinya tidak memahami nilai waktu sehingga terbiasa membuang-buang waktu.

Hal yang sama sering kita lihat pada orang dewasa yang menghabiskan waktu tanpa tujuan. Bukan mustahil masa kecil mereka terbiasa dengan pembiasaan yang buruk. 

Disiplin waktu pada anak mesti diajarkan. Orang tua punya peran dan andil besar untuk melahirkan generasi yang nantinya tidak menyia-nyiakan waktu.

Mulailah dengan menanamkan hal positif dalam diri anak. Waktu tidur yang teratur, jam makan yang sama, sert awaktu bermain yang terstruktur. 

Hindari membiarkan anak terlelap dengan kebiasaan buruk. Carilah aktivitas yang positif dan ajarkan bagaimana seharusnya mereka memperlakukan waktu.

Generasi yang disiplin dimulai dari kebiasaan menghabiskan waktu dengan baik. Orang tua sewajarnya mencontohkan dan berperilaku yang menggambarkan pola disiplin waktu.

Anak melihat, mencontoh, dan melakukan hal yang sama. Rumah adalah media untuk mendisiplinkan anak. Kebiasaan kecil dan positif memberi dampak besar bagi anak di kemudian hari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun