Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negara Subur, Rakyat Meninggal saat Antre Makanan

15 Agustus 2024   16:33 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:50 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hari lagi hari kemerdekaan tiba. 79 tahun memperingati hari kebebasan dari tangan penjajah. Indonesia, negara yang subur dan kaya akan hasil alam.

Indonesia sejatinya belum sepenuhnya merdeka. Beberapa hari yang lalu, seorang driver meninggal sedang mengantri makanan yang akan diantarkan ke pelanggan.

Bagaimana mungkin negara yang subur dan berlimpah sumber daya alamnya memperlakukan warganya seperti ini?

Kenyataan yang pahit, namun mesti dicerna oleh akal sehat yang sedang sakit. Petani di Indonesia masih mengantri pupuk untuk mempertahankan tanaman agar sehat di tanah yang subur.

Kelaparan tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua orang semejak kemerdekaan. Di pelosok sana, puluhan atau bahkan ratusan berjuang melewati jembatan di atas sebuah sungai berarus mematikan.

Di gedung-gedung mewah nan megah, para elit mencicipi makanan lezat hasil tanaman petani. Disana pula mereka mencekek rakyat dengan pajak dalam naskah yang bijak.

Katanya, pajak membantu rakyat miskin dan memperbaiki fasilitas umum. Faktanya tidak demikian, rakyat miskin tetap bertahan dengan penghasilan yang tidak menentu.

Saat hasil alam melimpah, harga turun drastis. Petani merugi dan harga anjlok di titik terendah. Kalau pemerintah hadir, seharusnya harga panen bisa stabil dan adil.

Penjajahan asing mungkin sudah lama berakhir. Pahitnya lagi, banyak penjajahan berkamuflase dan datang silih berganti dalam wujud berbeda.

Banyak sawah yang gagal panen, sekolah-sekolah rusak, dan hutan-hutan dirambah. Ekosistem alam rusak puluhan tahun dan dibiarkan begitu saja.

Di provinsi dengan sumber bawah tanah berpotensi, hasil alam digerus perlahan. Habitat alam terganggu, racun-racun kimia menyebar, sumber air berubah menjadi sumber bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun