Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pemaknaan Kata "Cleansing" yang Salah Kaprah oleh Pejabat Negara

23 Juli 2024   10:59 Diperbarui: 23 Juli 2024   11:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://www.merriam-webster.com/grammar

guru honorer tidak dipecat, melainkan Disdik melakukan penataan dan penertiban. Penertiban dilakukan sebagai upaya pencegahan dari adanya penyimpangan, seperti calo atau calon guru diharuskan membayar sejumlah uang agar bisa mengajar. "Dalam memenuhi kebutuhan guru, Dinas Pendidikan sudah ada sarananya," ucap Budi. [sumber: tempo.co]

Dari pernyataan penutur, pemakaian kata cleansing jelas sudah keluar dari rel. Tidak tepat rasanya sang pejabat mengaitkan kata cleansing dengan penertiban. 

Dalam bahasa Inggris, penggunaan kata cleanse merujuk pada tindakan pembersihan. Jika pun cleanse diasosiakan pada sebuah tindakan pada sekelompok orang, maka maknanya malah lebih mengerikan lagi, yakni membasmi atau memusnahkan.

ethnic cleansing

Kamus Oxford mendefiniskan ethnic sebagai berikut "The mass expulsion or killing of members of an unwanted ethnic or religious group in a society"

Simpelnya dipahami, ethnic cleansing adalah sebuah tindakan atau perbuatan keji yang dilakukan oleh orang biadab sebagaimana perlakuan Israel pada rakyat Palestina. 

Lantas, bagaimana mungkin cleansing yang diutarakan pejabat negara berkonotasi positif? sangat mustahil untuk dicerna otak.

Jadi, selain tidak tepat, penggunaan kata cleansing jelas memberi indikasi buruknya pemahaman penuturnya. Apalagi, cleansing digunakan dalam konteks guru honorer yang dipermasalahkan perekrutannya.

Bukankah pejabat negara diseleksi sebelum menjabat?

Lebih bijak jika seorang pejabat publik menggunakan istilah dari bahasa Indonesia, bukan bahasa asing yang belum sepenuhnya dipahami. 

Kesalahan pemakaian kata atau frasa cukup sering terjadi. Banyak yang sekedar mencomot kata dalam bahasa Inggris dan gagal memahami konteks pemakaiannya. 

Padahal, pemaknaan kata dalam bahasa Indonesia dan Inggris terpisah oleh budaya dan kultur yang beragam. Oleh karenanya, tidak elok jika bertutur dengan istilah yang kemungkinan memiliki makna negatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun