Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Bisnis dari Sopir Angkot Phnom Penh, Cambodia

18 Juli 2024   12:58 Diperbarui: 18 Juli 2024   15:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, di  Phnom Penh, Cambodia seorang supir angkot bekerja sangat jujur. Dengan inisiatif sendiri, ia memberi pelayanan ekstra dan istimewa bagi pelanggannya. Disana, angkot dikenal dengan sebutan tuk-tuk.

Berbeda dengan sopir tuk-tuk lainnya yang mencari penumpang dengan berkeliling, Rhett berpikir lebih cerdas. Daripada harus menghabiskan minyak untuk mencari penumpang yang belum tentu ada, ia fokus pada penumpang tertentu.

Jika banyak sopir tuk-tuk tidak jujur dan sulit diandalkan tepat waktu, Rhett adalah tipikal orang jujur dan sangat dapat diandalkan.

Baginya, kepercayaan pelanggan adalah segalanya. Rhett bekerja lebih awal dari teman-temannya yang lain. Bahkan, ia rela mengantar pelanggan tetap ke tempat tanpa meminta uang tambahan.

Di Cambodia, sopir tuk-tuk hanya menghasilkan $2-$5 per hari. Hebatnya, Rhett bisa mendapatkan $50 dalam satu hari. Tentu saja bukan dengan cara yang tidak jujur. Rhett bekerja dengan strategi terukur.

Pada saat sopir tuk-tuk lain memilih untuk menjemput penumpang acak-acakan, Rhett condong fokus pada penumpang tertentu yang sudah menjadi langganannya.

Pun demikian, ketika teman-temannya asik tiduran atau bertaruh malas-malasan saat sepi penumpang, ia berinisiatif untuk melakukan yang tidak dipikirkan temannya.

Rhett memberi nomor ponselnya pada penumpang setianya dan meminta mereka untuk menelpon kapan saja dikala mereka butuh jemputan.

Tidak sampai disana, Rhett juga berusaha untuk membuat jalur pendapatan lain. Ia menempelkan poster toko roti ternama di belakang angkot, lalu mendapat komisi setiap bulannya setiap kali penumpangnya membeli roti disana.

Strategi Rhett membangun koneksi bukan asal-asalan. Ibaratnya, sambil menyelam, Rhett mampu minum air. Dia bisa mendapatkan uang dengan menjadi sopir angkot, sekaligus mendapat bayaran rutin dari strategi referral yang diterapkan.

Untuk menjaga 'klien'nya, Rhett bahkan tidak sungkan membantu mereka mendapatkan supir terbaik manakala ada penumpang yang memerlukan perjalanan ke luar Phnom, Phen. Selanjutnya, ia akan selalu memastikan jika perjalanan kliennya aman dan nyaman.

Padahal, Rhett tidak menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ia hanya mampu bercakap seadanya kepada orang asing yang berhasil ia jadikan penumpang setia. Nilai kejujuran dan kerja cerdasnya menjadi nilai tukar kepercayaan penumpang.

Rhett juga menguasai manajemen keuangan dengan baik. Ia rajin menabung sebagian dari pendapatannya dan menariknya lagi, anak perempuannya berhasil kuliah sampai ke jenjang universitas. Anaknya menjadi satu-satunya yang berhasil melanjutkan pendidikan tinggi dari keluarga Rhett.

Dari kisah Rhett, kita belajar arti kejujuran dan bagaimana menciptakan peluang. Apapun bisa menjadi sumber uang jika diawali dengan nilai kejujuran. 

Dalam konteks bisnis, menjaga pelanggan tetap dengan sebuah inisiatif cerdas adalah sebuah taktik yang perlu dikuasai. Kadangkala, membangun koneksi tidak harus dari hal besar. Seorang sopir angkot saja bisa menghasilkan pendapatan 10 kali lipat dengan sebuah inisiatif.

Nah, sepahit apapun kondisi kita, pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Kuncinya adalah merubah pola pikir dan lakukan hal berbeda. Jangan mengikuti apa yang dilakukan orang banyak. Carilah peluang dan cara berbeda dengan mempertahankan kejujuran dan kredibilitas. 

Dua nasehat bisnis yang bisa diterapkan setelah membaca buku ini:

  • 1. Give people what they really want. Give them the fish!
  • 2. Sell emotional benefits ("Be a cowboy") instead of descriptive features ("Ride horses").


Berikan apa yang dibutuhkan orang dan libatkan emosi dalam menjual sebuah produk. Sebuah bisnis yang berhasil menjual barang sesuai kebutuhan dan menyentuh hati pelanggan, maka akan bertahan lama dalam putaran ekonomi.

Simpelnya dipahami, jangan berbisnis untuk semata-mata mendapatkan keuntungan, tapi fokuslah pada membangun koneksi dengan pelanggan. Berikan solusi terbaik untuk masalah mereka dan terus perbaiki pelayanan dan kenyamanan.

***

By: Masykur

Banda Aceh, Kamis, 18 Juli, 2024

Disclaimer

Kisah ini saya temukan dari sebuah buku bisnis berjudul " The $100 Startup: Reinvent the Way You Make a Living, Do What You Love, and Create a New Future" ditulis oleh Chris Guillebeau. Saya menuliskannya kembali dengan bahasa dan pendekatan berbeda. 

Tangkapan layar buku karya Chris Guillebeau|dokpri
Tangkapan layar buku karya Chris Guillebeau|dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun