Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alpukat Indonesia Kualitas Premium, Petani Thailand Tertinggal Jauh

15 Juli 2024   12:23 Diperbarui: 15 Juli 2024   12:37 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah alpukat dari Bener Meriah|https://anteroaceh

Buah alpukat memiliki kandungan vitamin C dan asam folat. Konsumsi buah alpukat bagi wanita sangat dianjurkan. Terlebih di trisemester pertama kehamilan, asam folat dalam daging alpukat memberi manfaat luar biasa untuk perkembangan janin dalam kandungan. 

Saya sangat sering membeli alpukat di pasar buah. Bahkan, bijinya sengaja saya kumpulkan untuk disemai dan dibawa ke kebun. Alhamdulillah, ada lima batang alpukat yang sudah berhasil tumbuh dengan tinggi pohon berbeda. 

Salah satu batang alpukat hasil semai|dokumentasi pribadi
Salah satu batang alpukat hasil semai|dokumentasi pribadi

Dari hasil study tour ke daerah penghasil alpukat, saya belajar sedikit banyak tentang pohon yang tumbuh subur di daratan tinggi Gayo. Seorang teman mengajak saya melihat batang alpukat miliknya yang masih kecil namun sudah berbuah lebat. 

Menurutnya, batang alpukat mesti dipangkas agar bercabang dan mudah berbuah. Struktur tanah memang berpengaruh, tapi tehnik pruning menentukan siap atau tidaknya cabang pohon berbunga dan berbuah. 

Pohon alpukat benih dari Gayo Lues|dokumentasi pribadi
Pohon alpukat benih dari Gayo Lues|dokumentasi pribadi

Buah alpukat yang dijual di pasaran tidak semuanya bagus. Biasanya, ciri-ciri buah alpukat yang daging bagus mudah dilihat dari kulitnya. Buah alpukat yang terlalu cepat dipetik dari pohon seringkali sulit matang saat berada di tangan pembeli. 

Sebaliknya, jika terlalu lama dipetik buah bisa cepat busuk. Oleh sebab itu, memilih buah alpukat layak konsumsi tidaklah mudah. Cara paling aman yaitu tidak memilih alpukat yang terlalu keras dan hindari memilih buah yang kulitnya lembek.

Pohon alpukat di kabupaten Gayo Lues, Takengon, Aceh Tengah|dokumentasi pribadi
Pohon alpukat di kabupaten Gayo Lues, Takengon, Aceh Tengah|dokumentasi pribadi

Ketika berlibur di Gayo Lues, Aceh tengah dua bulan yang lalu, saya sengaja mengunjungi pasar buah. Disana penjual alpukat menjajakan alpukat terbaik yang dipetik langsung dari kebun. Harganya relatif murah, 15-30 ribu per kilogram. Tergantung besar atau tidak buah yang dipilih pembeli. 

Di tanah Gayo, kopi dan alpukat tumbuh subur. Saya melihat sendiri betapa suburnya pohon-pohon alpukat disana. Daunya lebat, buahnya bergantungan layaknya buah mangga di pekarangan rumah.

Masyarakat tanah Gayo dan kabupaten Blangkerejen adalah petani-petani kopi terbaik. Daratan tinggi dengan cuaca dingin menghasilkan kopi terbaik dunia. 

Kebetulan seorang teman dekat memiliki kebun kopi milik keluarga. Saya melihat langsung buah kopi dari batang yang ditanam berdekatan dengan rumah.

Setelah bertanya lebih lanjut tentang pohon alpukat, saya mengikuti sarannya untuk memangkas pohon alpukat yang sudah berumur 3 tahunan. Semoga saja bisa berbuah 1-2 tahun kedepan. Namanya juga eksperimen pertama, masalah berbuah atau tidak urusan belakang. 

Banyak jenis alpukat di pasaran. Alpukat jenis mentega termasuk yang paling diminati. Dagingnya tebal dan lembut dengan rasa enak di lidah. 

Petani Indonesia juga ada yang sudah melakukan perkawinan silang antara batang alpukat asal Thailand dan jenis alpukat lokal. Sebagaimana diberitakan Kompas.com edisi Maret 2020, petani asal Blitar sudah berhasil menghasilkan alpukat dengan bobot sampai 2 kilogram.

Kalau petani Indonesia serius layaknya petani di Thailand, budidaya buah alpukat cukup menjanjikan. Harga yang relatif stabil dan permintaan pasar tinggi jelas memberi keuntungan besar.

Alpukat juga dibutuhkan untuk bahan baku kosmetik. Artinya, manfaat alpukat tidak terbatas sebagai nutrisi tubuh. ragam jenis produk kesehatan perawatan tubuh dan kulit mengandung ekstrat buah alpukat.

Indonesia mayoritas tanahnya subur. Alpokat kualitas premium mudah dikembangkan di tanah Indonesia. Petani cuma butuh melakukan inovasi untuk mengembangkan varietas alpukat terbaik. Konsumen siap membeli dengan harga layak.

Jangan berharap banyak pada pemerintah. Urusan pupuk saja tidak merata, apalagi memperbaiki sistem pertanian. Petani harus lebih kreatif dan berani mencoba untuk hasil maksimal. 

Petani Thailand mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya. Inovasi teknologi pertanian terus berinovasi dengan bantuan pemerintah. Mereka tidak memiliki tanah sesubur Indonesia, tapi mampu menghasilkan ragam buah berkualitas. 

Di Indonesia, pemerintah menanam singkong di lahan ribuah hektar dengan menebang hutan. Sementara ribuan hektar tanah yang sebenarnya bisa disuburkan terbengkalai. 

Ah, jangan-jangan kedepannya program tanam singkong malah berbuah alpukat mentega. Petani Thailand bisa-bisa tertinggal jauh di belakang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun