Hal ini berlaku sama untuk orang-orang dengn kondisi kesehatan berbeda. Alangkah lebih baik untuk terlebih dahulu mengecek kadar kolestrol, darah, dan fungsi ginjal.
Dengan begitu, penerapan food combining lebih tepat sasaran untuk meminimalisir terganggungnya fungsi dan kinerja organ tertentu. Boleh jadi, orang dengan kondisi pankreas yang sedang tidak baik-baik saja lebih cocok mengkombinasi makanan dengan kadar berbeda.
Food combining bagi orang dengan kondisi tubuh sehat memberi efek berbeda dibanding sebagian orang dengan riwayat penyakit beragam. Jadi, jangan hanya melihat satu sisi saja, tapi pahami kondisi organ tubuh lebih dini.
Kesimpulannya, menerapkan konsep food combining sebagai media hidup sehat sah-sah saja. Namun, berhati-hatilah dalam memilih dan memilah makanan untuk hasil yang lebih baik.
Ingat! organ tubuh kita bekerja dengan mekanisme yang kompleks. Cara kita makan, kadar makanan, pola istirahat juga menentukan kualitas kesehatan secara menyeluruh. Sederhananya, aspek kesehatan dinilai bukan hanya pada pemilihan makanan, namun juga pola hidup yang menyehatkan.
Idealnya, mengambil kesimpulan sepihak untuk langsung menerapkan food combining tanpa memahami kinerja organ tubuh kita berdasarkan riwayat medis adalah pilihan buruk.Â
Ada baiknya mempertimbangkan langkah awal semisal melakukan check up menyeluruh untuk melihat kondisi organ serta kinerja masing-masing organ.Â
Gaya hidup yang buruk seperti merokok, minum alkohol dan begadang memberi gambaran akan kualitas kesehatan. Walaupun food combining bagus, buka berarti cocok untuk diterapkan dengan gaya hidup yang bersebrangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H