writing by hand stimulates areas of the brain associated with memory and comprehension,
Otak manusia sungguh luar biasa. Dari bayi sampai dewasa, seseorang mampu meningkatkan fungsi otak dengan cara berbeda. Bayangkan otak seperti sebuah pisau. Semakin sering diasah dan dipakai, maka semakin baik kualitasnya.Â
Kerja otak sangat tergantung seberapa sering kita menggunakannya. Dikala kecil, perkembangan otak ditentukan oleh kuantitas komunikasi dan interaksi orang terdekat.
Uniknya, daya kerja otak cukup fleksibel. Ilmuan menggunakan istilah brain plasticity untuk memberi gambaran betapa elastisnya daya serap otak. Maknanya, kemampuan otak tidak terhenti karena faktor umur.Â
Aktivitas yang memicu terkoneksinya saraf pada otak membuat kinerja otak terjaga. Simpelnya, kegiatan yang memicu saraf-saraf di otak menciptakan ruang untuk koneksi baru pada otak.
Menulis boleh dikatakan sebagai satu aktivitas terbaik untuk menjaga kinerja otak. Kenapa? karena saat menulis rangkaian koneksi terbentuk pada neuron.
Menulis dengan tangan atau mengetik, mana yang lebih baik?
Menurut data, rutin menulis dengan tangan memberi efek lebih baik pada otak. Salah satu manfaatnya adalah mencegah terjadinya cognitive decline.
Apa itu cognitive decline?
Secara sederhana, cognitive decline dapat dipahami sebagai penurunan fungsi kognitif. Termasuk di dalamnya, cepat lupa atau pikun. Idealnya, pikun berkaitan dengan faktor umur.Â
Meskipun demikian, perubahan pola hidup dewasa ini mempercepat munculnya penyakit pikun. Pola makan yang tidak sehat dan pergerakan yang minim berpengaruh pada menurunnya fungsi otak.
Nah, jika ingin kualitas otak terjaga, mulailah menulis setiap hari. Bagi yang suka menulis jurnal di buku, manfaatnya akan lebih terasa. Ini bukan berarti mengetik di layar komputer tidak lebih baik. Manfaatnya tetap sama walaupun cara kerjanya berbeda di otak.
Otak sangat terbantu saat kita berpikir. Sebaliknya, kinerja otak menurun ketika jarang digunakan untuk berpikir. Bukankah saat menulis kita otomatis berpikir?
Ketika berbicara tentang fungsi otak, ada dua hal yang perlu dipahami, yaitu memory dan learning.Â
Adapun learning mengarah pada bagaimana cara kita memperoleh pemahaman akan sesuatu hal, sedangkan memory berkaitan dengan bagaimana kita menyimpan apa yang sudah kita pelajari.Â
Cara kita belajar boleh jadi berbeda satu sama lain, namun kemampuan memori menampung informasi sungguh tak terbatas. Walau demikian, bagaimana kita menyimpannya menentukan seberapa baik informasi itu melekat di otak.Â
Sebagian siswa di sekolah ada yang cepat belajar dan sebagian lainnya sulit memproses informasi. Alhasil, terbentuklah istilah siswa pandai dan bodoh.Â
Pada kenyataannya, semua siswa memiliki daya tampung yang sama. Hanya saja, cara mereka memproses informasi menentukan kualitas pemahaman.Â
Makanya, guru dengan cara mengajar yang baik lebih mudah membuat siswa belajar ketimbang mereka dengan gaya mengajar kaku.
Ya, mulailah dengan menulis agar kinerja otak terpelihara. Pikun akan datang pada waktunya. Mencegah jauh lebih baik dari mengobati. Untuk itu, jangan malas menulis. Cukup rutin menulis minimal 500 kata per hari jauh lebih baik dari tidak menulis sama sekali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H