Ketika sedang melewati ribuan pajangan buku di toko Gramedia, pandangan saya terhenti pada sebuah cover buku. Dua kata yang cukup menarik perhatian dan berhasil menghentikan kedua langkah kaki: Happy Money.
Happy Money
Buku ini adalah karya seorang penulis Jepang bernama Ken Honda. Ia adalah konsultan keuangan di negaranya. Dari interaksi bersama kliennya, Ken mengobservasi perilaku, emosi, dan interaksi orang berkaitan dengan uang.
Tidak seperti kebanyakan buku yang menyajikan data statistik dan rentetan teori keuangan, Ken memberi gambaran uang dari sudut berbeda.Â
Bagaimana anda berinteraksi dengan uang? adakah emosi negatif menyertai, atau seberapa bahagia ketika anda membelanjakan uang?
Nah, sisi menarik dari buku ini adalah bagaimana kebanyakan orang berinteraksi dengan uang. Misalnya, bagaimana perasaan kita ketika menerima gaji, membelanjakan uang, atau memberikannya kepada orang lain?
Frasa Happy money memiliki makna yang dalam. Pemilihan judul buku dapat dipahami dari keseluruhan isi buku ini. Ken mencoba untuk menghubungkan kata happy dan money.Â
Dalam keseharian, ada dua emosi yang terlibat ketika seseorang berhadapan dengan uang: positif dan negatif. Mungkin kita tidak sepenuhnya merasakan atau benar-benar sadar saat berinteraksi dengan uang.Â
Coba sesekali perhatikan apakah kita menganggap uang sebagai sebuah musibah atau berkah. Bagi sebagian orang, emosi yang melekat pada uang condong negatif, akhirnya ia tidak bisa menjadi magnet untuk menarik uang.Â
Sementara bagi sebagian yang lain, emosi positif yang dominan kerap kali membuat uang datang kepadanya dari sumber tak terduga. Ini semua bukan mengada-ngada, tapi realita di lapangan.
Konsep Uang dalam Keluarga
Ketika kecil, kita sering mendengar ungkapan berbeda tentang uang. Ada keluarga yang hidupnya pas-pasan dan memberi pesan kepada anak agar hidup hemat dan tidak boros.Â