Untuk itu, memulai bisnis dengan pertimbangan sekedar saja menimbulkan konsekuensi masalah di masa depan. Apakah itu meyangkut permodalan, bagi hasil, sampai bagi aset ketika bisnis gagal.Â
Ya, yang namanya bisnis tidak selamanya meninggalkan jejak baik. Pertemanan bisa putus dengan perjanjian saling bagi untung. Itu lumrah terjadi dimana-mana. Bahkan, persaudaraan saja bisa retak karena hutang. Apatah lagi masalah bisnis.Â
Jadi, kesimpulannya mulailah bisnis dengan ide yang visioner. Pun demikian, jangan jadikan modal sebagai sebuah asumsi profit di kemudian hari. Pikirkan kemungkinan masalah dan pilihan solusi ketika menghadapinya.Â
Memulai bisnis harus dengan kepala dingin dan tidak tergiur dengan untung besar di awal. Apalagi kalau yang berinvestasi menawarkan bunga tinggi, bersiaplah untuk menutupi walau bisnis tersendat di jalan.
Membanbun bisnis itu mudah kalau hanya sekedar berharap untung. Namun, menjaga bisnis dengan segala masalahnya membutuhkan manajemen emosi yang baik.Â
Yang sering terjadi adalah tergiur memulai bisnis karena emosi sulit dikontrol. Jadinya akal sehat berubah menjadi akal sakit. Jika sudah begitu, apalah gunanya pikiran manakala emosi mengungguli segalanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H