Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Belajar dari Taiwan: Jalur Sepeda dan Transportasi Publik Terbaik

11 Mei 2024   12:52 Diperbarui: 11 Mei 2024   18:42 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tulisan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman mengenai jalur sepeda di Taiwan. Berada di kota Taipei selama beberapa tahun, saya melihat dan merasakan langsung infrastruktur transportasi yang aman, nyaman, dan terintegrasi.

Transportasi publik di kota Taipei dibangun dengan sistem yang sangat baik. Semua jenis transportasi publik: kereta api (MRT), bus, sampai sepeda benar-benar terintegrasi.

Jalur sepeda dibuat khusus dilengkapi dengan rambu-rambu yang mudah dibaca oleh pejalan kaki. Sehingga, semua orang merasa nyaman saat melewati dan melintasi jalan utama sekalipun.

Jalur khusus sepeda menaiki jembatan|Dokpri
Jalur khusus sepeda menaiki jembatan|Dokpri

Bukan hanya sekedar membangun jalur sepeda di kawasan kota, pemerintah setempat juga membangun jalur sepeda yang bisa dijangkau orang banyak. Misalnya, kawasan taman kota yang dilintasi pesepeda dibuatkan jalur khusus melintasi jembatan.

Keseriusan pemerintah Taiwan bukan sekedar wacana semata atau ingin masuk berita dan diliput media. Di sana, fasilitas umum dibangun untuk memberi kenyamanan bagi warga tanpa mengecualikan siapapun, termasuk penyandang disabilitas.

Jalur sepeda di taman kota yang hijau|Dokpri
Jalur sepeda di taman kota yang hijau|Dokpri

Di Kota Taipei misalnya, pemerintah menyediakan ratusan sepeda untuk dipinjam dengan sistem tapping. Cara ini sangat gampang karena hanya membutuhkan satu kartu untuk semua jenis transportasi publik.

Contohnya, saya bisa menemukan puluhan sepeda ketika keluar dari komplek universitas. Saya hanya butuh menempelkan kartu ke sepeda, lalu sistem akan otomatis mendeteksi pengguna sepeda dan kemudian mengukur jarak ketika saya mengembalikannya di tempat lain.

Jadi, saya bisa meminjam sepeda di dekat kampus dan meletakkan di tempat lain yang sudah tersedia. Selanjutnya saya bisa memilih bus atau naik kereta api untuk melanjutkan perjalanan kemanapun.

Uniknya lagi, jika saya menggunakan tiga jenis transportasi publik dalam waktu tertentu, saya akan mendapatkan diskon atau pemotongan khusus. Murah dan mengasikkan, bukan?

Tempat peminjaman sepeda|Dokpri
Tempat peminjaman sepeda|Dokpri

Sistem transportasi yang terintegrasi ini sangat membantu mobilisasi orang banyak. Selain harga yang terjangkau, penggunaan mobil pribadi juga berkurang dengan sendirinya.

Siapa yang tidak ingin menggunakan transportasi publik yang bersih, murah, dan nyaman?

Makanya, Taiwan termasuk negara dengan transportasi publik terbaik di dunia. Pemerintah sangat serius membangun infrastruktur publik. Jalur sepeda tersedia dihampir semua tempat dan mudah dilintasi tanpa harus khawatir ditabrak mobil atau pengendara motor. 

Tempat isi ulang kartu transportasi publik|Dokpri
Tempat isi ulang kartu transportasi publik|Dokpri

Nah, kartu transportasi publik juga bisa diisi ulang di tempat-tempat tertentu. Kalau saldo menipis di dalam kartu, kita tinggal mengisinya di beberapa sudut kota. Jadi, tidak perlu ambil pusing untuk mencari isi ulang kalau saja saldo habis seketika.

Disini sangat terlihat jika pemerintah serius dan memperhatikan kebutuhan warga. Penduduk setempat pun sangat menjaga fasilitas publik dan tergerak untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas transportasi publik.

Bagaimana dengan pohon-pohon di lintasan jalur sepeda?

Menariknya lagi, hampir rata-rata jalur sepeda tertutupi pepohonan. Pohon-pohon tidak tumbuh sendiri melainkan sengaja ditanam agar nyaman dilewati pejalan kaki dan pesepeda di musim panas.

Pepohonan di jalur sepeda|Dokpri
Pepohonan di jalur sepeda|Dokpri

Barangkali, ini bisa menjadi gambaran bagaimana jalur sepeda dibangun dengan lanyak untuk dilintasi. Kalau pemerintah Indonesia serius, belajarlah ke Taiwan untuk melihat langsung bagaimana mereka membangun transportasi publik yang nyaman untuk warganya.

Intinya, membangun infrastruktur transportasi publik membutuhkan pemimpin yang visioner dengan pemahaman kebijakan umum yang baik pula.

Transportasi publik yang terintegrasi mempermudah mobilisasi penduduk di perkotaan. Sewajarnya, harus ada blueprint yang baik disertai konsep dari segi kenyamanan, harga, dan kemudahan.

Jalur sepeda di taman pinggiran kota Taipei|Dokpri
Jalur sepeda di taman pinggiran kota Taipei|Dokpri

Menyiapkan jalur sepeda sejatinya tidak mengabaikan faktor kemudahan dan keamanan pesepeda. Jika dua hal ini tidak terjamin, maka sulit untuk memotivasi orang menggunakan sepeda ketimbang sepeda motor.

Untuk itu, penting mengkaji pemilihan rute jalur yang hendak dibangun dengan mempertimbangkan keamanan. Misalnya, jarak jalur sepeda dan jalan mesti mengedepankan keselamatan kedua pihak pengguna jalan.

Pun demikian, karena musim panas yang dominan, menanam pohon disekeliling jalur sepeda adalah sebuah kewajiban. Dengan banyak pohon, sinar matahari tidak langsung mengenai pejalan kaki dan pesepeda. 

Ditambah lagi pada musim hujan, selokan dan drainase harus berfungsi dengan baik agar air tidak tergenang pada jalur sepeda. Dengan begitu, selain nyaman untuk dilalui, kemungkinan terjatuh saat bersepeda bisa diantisipasi dari awal.

Area pemberhentian sepeda di bagian atas jembatan kota|Dokpri
Area pemberhentian sepeda di bagian atas jembatan kota|Dokpri

Dari pengalaman pribadi, saya melihat konsep jalur sepeda di kota Taipei begitu terukur dalam hal keamanan dan kenyamanan. Jalur pemberhentian sepeda dilengkapi fasilitas yang memadai. Ditambah lagi banyak jembatan-jembatan kecil yang dibangun khusus bagi pejalan kaki dan jalur sepeda.

Bersepeda di kawasan kota Taipei dan pinggiran kota bahkan lebih asik ketimbang naik mobil pribadi. Tidak mengherankan jika warga Taipei merasa nyaman dan aman berpergian kemana saja dengan sepeda.

Ketika hendak berpindah dari satu moda transportasi ke moda lainnya juga relatif sangat mudah. Misalnya, saya bisa menggunakan sepeda sejauh 4-5 kilometer, kemudian berpindah ke bus umum dekat halte sepeda.

Setelahnya, saya tinggal menggunakan kereta api cepat sejenis MRT untuk menuju destinasi yang lumayan jauh. Tarif yang ditawarkan cocok dengan kantong siapa saja sesuai keperluan.

Para lansia mendapatkan diskon khusus untuk penggunaan transportasi publik, begitupula mahasiswa dikenakan tarif murah dengan akumulasi poin. Semakin sering menggunakan transportasi publik, semakin banyak pilihan diskon yang didapat.

Bukankah itu menggugah siapa saja untuk terus menggunakan transportasi publik?

Pemerintah Indonesia sebaiknya terlebih dahulu berpikir tentang konsep transportasi publik. Bagaimana kedepannya warga negara dapat menggunakan sepeda, bus, kereta api tanpa khawatir soal harga, keamanan dan kenyamanan.

Jalur penyebrangan sepeda kota Taipei|Dokpri
Jalur penyebrangan sepeda kota Taipei|Dokpri

Satu hal lagi, jangan hanya bernafsu untuk membangun, tapi estimasi biaya perawatan secara berkala. Ini bukan soal gagasan, tapi masa depan bangsa yang berpatokan pada pengurangan emisi untuk menghindari polusi.

Ketika membangun jalur sepeda, sekaligus menghitung anggaran perbaikan dan perawatan. Jangan sampai setelah dibangun jalur pesepeda, kemudian berubah jadi area jualan atau parkir sehingga rentan kerusakan.

Pejalan kaki dan pesepeda harus terjamin haknya akan fasilitas yang disediakan. Negara wajib menjaminnya dengan konsep fasilitas umum yang matang.

Kalau sekedar gagasan membangun, siapa saja bisa bersuara. Namun, adakah konsep yang jelas secara hukum melalui kebijakan terstruktur dari pusat ke daerah?

Sekali lagi, jangan terlalu berambisi untuk menghabiskan anggaran, tapi pada kenyataannya miskin konsep dan terkesan untuk mengekor negara lain. 

Jadilah negara dengan arah pembangunan yang jelas, terarah dan terukur. Warga negara berhak untuk  mendapat jaminan kenyamanan dan keamanan atas setiap kebijakan yang ditelurkan pemerintah.

Indonesia sudah harus berpikir maju kedepan, bukan lagi ikut-ikutan dan gaya-gayaan. Pemerintah mesti cerdas, lugas dan tangkas berpikir untuk kemajuan bangsa.

Jalur sepeda dan hakte bus kota Taipei|Dokpri
Jalur sepeda dan hakte bus kota Taipei|Dokpri

Apakah Indonesia siap untuk hidup bebas polusi?

Ya, jawabannya jelas, harus siap! 

Oleh karenanya, jangan berambisi untuk menghabiskan anggaran negara, tapi fokuslah pada penghematan anggaran dengan konsep pemberdayaan sumber daya alam dan manusia Indonesia.

Taiwan bukan hanya membangun jalur sepeda, mereka juga merakit sendiri sepeda terkenal di dunia yaitu Giant, Merida, Dare. Bukan hanya itu, suku cadang sepeda kelas menengah diproduksi di Taiwan. 

Taiwan tidak sekedar berambisi membangun jalur sepeda, tapi mereka berpikir 10 kali lebih jauh dari itu. Taiwan adalah negara visioner dengan pemimpin yang mengerti makna membangun, bukan ikut-ikutan.

Nah, kalau Indonesia mau maju, berpikirlah lebih jauh dari sekedar membangun jalur sepeda. Sekalian arahkan pikiran anak bangsa untuk membangun pabrik sepeda dan suku cadang. Itu baru ide cemerlang yang layak diapresiasi. 

Setuju? ya, kalai ngak setuju pun tidak masalah.

***

[By: Masykur]

Sabtu, 11 Mei, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun