kalau saja kita mampu menfokuskan pikiran pada solusi, maka hampir semua hal bisa kita selesaikan tanpa emosi. Namun, pada kenyataannya, navigasi pikiran pada solusi tidaklah mudah.
Kebiasaan kita sehari-hari menanggapi masalah memberi gambaran akan pola pikir. Apakah kita condong mengedepankan emosi atau mampu mengarahkan pikiran untuk mencari solusi.Â
Ketika mengajar di dalam kelas, saya juga kerapkali memperhatikan cara berpikir siswa. Mereka acapkali fokus pada sesuatu yang sulit, sehingga proses belajar menjadi lebih rumit.
Misalnya, ketika diminta membuat contoh dalam bahasa Inggris, rata-rata siswa mencari kalimat rumit. Sebaliknya, contoh-contoh simpel yang bisa didapat dari dalam ruangan terabaikan.Â
Pikiran adalah gerbang tindakan bagi manusia. Mereka yang terbiasa dengan pikiran negatif akan terbawa ke dalam kecerobohan ketika mengambil tindakan.
Perilaku seseorang erat kaitannya dengan pola pikir. Emosi tidak muncul seketika melainkan akumulasi dari pikiran negatif. Berteman dengan orang-orang negatif sama halnya membiarkan racun masuk ke dalam tubuh perlahan.
Pun demikian, Seorang guru dengan pola pikir positif jauh lebih bermakna bagi siswa dibandingkan sepuluh guru berpikiran negatif.
Guru dengan pikiran positif bukan hanya sebagai media transfer ilmu ke dalam otak siswa, tapi juga mampu mengubah pola pikir dan perilaku mereka.
***
[Masykur]Â
9 Mai, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H