Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Segelas Kopi dan Amarah yang Membelenggu

9 Mei 2024   12:10 Diperbarui: 9 Mei 2024   12:18 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kalau saja kita mampu menfokuskan pikiran pada solusi, maka hampir semua hal bisa kita selesaikan tanpa emosi. Namun, pada kenyataannya, navigasi pikiran pada solusi tidaklah mudah.

Kebiasaan kita sehari-hari menanggapi masalah memberi gambaran akan pola pikir. Apakah kita condong mengedepankan emosi atau mampu mengarahkan pikiran untuk mencari solusi. 

Ketika mengajar di dalam kelas, saya juga kerapkali memperhatikan cara berpikir siswa. Mereka acapkali fokus pada sesuatu yang sulit, sehingga proses belajar menjadi lebih rumit.

Misalnya, ketika diminta membuat contoh dalam bahasa Inggris, rata-rata siswa mencari kalimat rumit. Sebaliknya, contoh-contoh simpel yang bisa didapat dari dalam ruangan terabaikan. 

Pikiran adalah gerbang tindakan bagi manusia. Mereka yang terbiasa dengan pikiran negatif akan terbawa ke dalam kecerobohan ketika mengambil tindakan.

Perilaku seseorang erat kaitannya dengan pola pikir. Emosi tidak muncul seketika melainkan akumulasi dari pikiran negatif. Berteman dengan orang-orang negatif sama halnya membiarkan racun masuk ke dalam tubuh perlahan.

Pun demikian, Seorang guru dengan pola pikir positif jauh lebih bermakna bagi siswa dibandingkan sepuluh guru berpikiran negatif.

Guru dengan pikiran positif bukan hanya sebagai media transfer ilmu ke dalam otak siswa, tapi juga mampu mengubah pola pikir dan perilaku mereka.

***

[Masykur] 

9 Mai, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun