Membangun rumah sendiri adalah idaman semua orang. Namun, ibarat ingin memiliki wanita cantik, syaratnya tentu tidak mudah. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sering diincar banyak orang. Katanya, lebih baik beli rumah daripada ngontrak terus.
Benarkah demikian?
Ketika berbicara mana yang lebih baik, kita harus berpikir bijak dengan melihat dari dua sudut berbeda. Tidak boleh asal menerima pendapat orang lain dan lantas mengambil keputusan sepihak.Â
KPR
Sekilas, memiliki rumah dengan jalur kredit sungguh menjanjikan. Tinggal lampirkan surat yang diminta, bukti mampu membayar cicilan, dan jadi deh.
Kenapa KPR ramai peminat? Pertama, angsurannya lama dan syaratnya relatif mudah dipenuhi. Kedua, klasifikasi KPR subsidi dan non-subsidi memberi pilihan bagi mereka dengan pendapatan berbeda.Â
Lantas, apa sisi negatif KPR?
Ingat! ada bunga yang dibebankan oleh bank khususnya KPR non-subsidi. Perlu perhitungan akurat biaya rumah yang harus dibayar dan kewajiban bunga yang mengikat di dalamnya.Â
Disini, orang seringkali tidak memperhitungkan cicilan yang harus ditanggung. Berapa pendapatan per bulan dan kesanggupan untuk menyicil terlepas dari kebutuhan yang wajib dipenuhi.Â
Artinya, resiko KPR tetap ada saat cicilan menunggak. Boleh jadi hari ini aman karena gaji stabil, bagaimana jika sesuatu terjadi sebelum cicilan tertutupi?Â
Ambil contoh disaat masa pandemi kemarin. Siapa yang bisa memprediksi? bisnis terjungkal, ekonomi macet, angsuran jalan terus. Siapa yang peduli jika hal buruk terjadi? ya, yang akan menanggung beban tetap yang mengajukan KPR.
Intinya, mengambil KPR boleh saja. Tapi, kalkulasi dengan baik dan tepat. Berapa persentase bunga yang harus dibayar dan pelajari untung rugi jika mengambil KPR.
Tipe Rumah
Keinginan setiap orang pasti berbeda. Mau rumah kecil asal ada tempat tinggal atau rumah besar yang nyaman untuk ditempati keluarga?
Keduanya sama-sama memiliki konsekuensi. Beli rumah besar, ya KPRnya besar. Cicilannya tentu perlu diseimbangkan dengan kantong. Jangan sampai besar pasak dari tiang.
Bukan berarti memilih rumah tipe sederhana relatif aman. Tidak juga! tolak ukurnya ada pada pemasukan dan pribadi masing-masing.Â
Masih ada pertimbangan lain seperti lokasi rumah, lingkungan, fasilitas umum dan jarak tempuh ke tempat strategis. Kadangkala, pilihan KPR bisa jadi murah karena lokasi yang jauh dari pusat kota.Â
Lagi-lagi, ini kembali ke pilihan individu. Walaupun demikian, kenyamanan rumah yang akan ditinggali jelas perlu dinomersatukan. Jangan sampai beli rumah murah, tapi sengsara seumur hidup karena kualitas rumah sangat jelek dan lingkungan yang tidak aman.
Makanya, tentukan dulu tipe rumah yang diinginkan keluarga. Mau kecil atau besar, mau yang jauh dari keramaian atau di pusat kota. Baru kemudian analisa budget dan kemungkinan terburuk dengan anilisis resiko kedepan.
Ngontrak
Tidak ada yang salah dengan ngontrak. Kalau budget masih belum mencukupi dan kebutuhan juga tinggi, mau nekat milih KPR?Â
Jadi, orang yang memilih untuk mengontrak rumah pasti punya alasan sendiri. Baik dan buruk sangat relatif dan subjektif. Jika punya pilihan, pasti setiap orang memilih yang menguntungkan.
Idealnya, kenyamanan didapat dengan memiliki rumah sendiri. Gak perlu repot bayar uang kontrakan dan aman dari resiko pengusiran yang bisa terjadi kapan saja.
Untuk itu, alternatif ngontrak masih masuk katagori sah. Namun dari itu, alangkah lebih baik jika mengalokasikan dana setiap bulan dari total pendapatan untuk rencana membangun rumah.
Misalnya, dari pendapatan tiga juta, sisihkan satu juta. Tentunya setelah memperhitungkan kebutuhan bulanan dan lainnya. Sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan.Â
Pun demikian, usahakan untuk memutar kembali uang tabungan tersebut. Boleh dengan membeli emas sebagai investasi jangka panjang, atau investasi ke bentuk lainnya.Â
Pastinya dengan belajar terlebih dahulu dan bukan ikut-ikutan orang. Hindari pinjol dan investasi bodong yang menjanjikan untuk besar tapi resiko buntung.
Alternatif lain dengan memperlajari skil baru dan menjadikan ladang pendapatan sampingan. Contohnya, pelajari skil sesuai minat dan kemudian hasilkan uang untuk ditabung pelan-pelan.Â
Kalau ada niat, pasti ada jalan. Yang penting yakin dulu dan usaha. Masalah gengsi geser dulu, utamakan sumber rejeki halal yang bersih dari unsur riba.Â
Toh, banyak juga orang yang ngontrak dan berhasil menabung untuk membangun rumah sendiri tanpa KPR. Banyak buktinya! Mereka sabar dan berusaha dengan niat yang konsisten.
Sebaliknya, ada yang buru-buru ambil KPR, lalu tidak mampu nyicil lagi dan bermasalah di akhir. Kemungkinan buruk pasti ada jika mengutamakan nafsu dan meniadakan akal dalam membuat keputusan.
Ambillah pelajaran dari orang-orang yang sudah gagal karena tidak memahami resiko sebelum mengambil tindakan. Jaman sekarang orang berlomba-lomba untuk terlihat keren, tapi isi kantong jarang diperhitungkan.
Nah, jika sudah demikian, bersiaplah menanggung resiko. Baik ngontrak atau KPR sama-sama ada resikonya. Tinggal pilih saja sesuai minat masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI