Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Di Balik Prestise Calon Dokter Spesialis, Ada Depresi yang Tertutupi

21 April 2024   21:47 Diperbarui: 22 April 2024   18:18 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Calon dokter spesialis depresi. | Sumber: freepik.com

Saya pernah mendapat kesempatan mengajar tiga calon dokter spesialis anak. Jangan membayangkan saya mengajar kelas obat-obatan, yang saya ajar adalah kelas persiapan TOEFL untuk ujian akhir.

Nah, di tulisan kali ini saya mencoba berbagi pengalaman berdasarkan fakta dan realita. Saya pernah bertukar pikiran dengan ketiga calon dokter spesialis yang saya asuh. Jadi, setidaknya saya punya gambaran tentang 'kehidupan' calon dokter spesialis. 

Jam Piket

Hal tersulit ketika mengajar calon dokter spesialis adalah menentukan jam belajar. Ternyata jam piket di rumah sakit yang dibebankan kepada mereka sungguh membuat saya sakit kepala.

Betapa tidak, dari total pertemuan belajar yang sudah disepakati, seringkali harus dirubah atau dibatalkan karena jadwal piket di rumah sakit yang kadangkala berubah tidak menentu.

Jadi, mereka yang ingin belajar tambahan untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris harus benar-benar pandai mencari jam belajar di sela-sela kepadatan.

Uniknya, calon dokter spesialis ini diwajibkan untuk mendapatkan skor TOEFL tertentu untuk bisa melewati ujian. Belum lagi syarat ujian lisan dengan mempresentasikan kasus dalam bahasa Inggris, cukup sudah penderitaan yang dipangku. hehe.

Apakah semua calon dokter spesialis mendapatkan jam piket di rumah sakit? saya tidak tahu pasti soal itu!

Ketiga calon dokter speasialis anak pada kasus ini sengaja mencari jam belajar khusus di waktu malam karena memang mustahil belajar di pagi-sore hari.

Bahkan, di jam malam sekali pun mereka tetap harus waspada jika harus mengikuti ujian yang dijadwalkan atau hal 'penting' lainnya. Sekilas, sangat terlihat raut wajah kelelahan.

Dengan jam belajar yang padat ditambah jam piket merapayap, rasanya sulit untuk fokus belajar bahasa Inggris. Begitulah faktanya! sekeras apapun saya mengajarkan materi, namun tetap saja skor mentok pada angka yang tidak membahagiakan. 

Biaya Melangit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun