Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Planner sebagai Navigasi Beribadah

9 Maret 2024   13:35 Diperbarui: 9 Maret 2024   13:38 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan 1445|desain dari Canva [karya pribadi]

Ramadan segera tiba menyapa kaum muslimin di seluruh belahan dunia. Menyambut kedatangan ramadan sebagai tamu istimewa adalah sebuah kewajiban setiap muslim.

Untuk mendapatkan produktifitas berlimpah, sambutlah Radaman dengan perencanaan yang matang. Sebuah buku catatan berisi rangkaian kegiatan akan membantu setiap orang beribadah sesuai target yang diinginkan.

Seringkali, Ramadan terlewatkan karena tidak ada perencanaan yang baik dari awal. Prioritas beribadah seharusnya menjadi urutan teratas selama bulan Ramadan.

Ibarat sebuah kompas, tujuan dari setiap perjalanan jauh lebih terarah ketika navigasi memandu setiap langkah. Sebab itu, menjalani Ramadan tanpa perencanaan sama halnya seperti berpergian tanpa menggunakan peta. 

Ramadan Planner

Kualitas ibadah atau amalan selama ramadan dapat diproyeksi dari sekarang. Caranya adalah dengan menggunakan sebuah buku catatan khusus untuk memandu jenis amalan yang ingin diprioritaskan setiap hari.

Dengan Ramadan planner, kita juga dapat membuat target yang jelas akan katagori ibadah prioritas. Misalnya, setiap hari membaca Al-Quran 1-2 Juz, shalat berjamaah dan bersedekah. 

Untuk itu, amalan-amalan yang baik ini perlu dijadwalkan dengan teratur agar mampu kita jalankan dengan baik. Bagilah waktu ke dalam beberapa skema jam, lalu klasifikasi jenis ibadah yang ingin dilakukan. 

Membaca Al-Quran sekaligus 1-2 juz tidak mudah dilakukan, alangkah lebih baik membaginya ke dalam beberapa waktu. Contohnya, menetapkan 5 lembar per shalat fardhu boleh menjadi pilihan. 

Cara ini efektif untuk diterapkan dan terkesan lebih mudah untuk dijalankan. Bagi orang sibuk sekalipun, membaca 5 lembar bukanlah sesuatu yang berat.

Ramadan planner juga berfungsi sebagai pengingat dan motor penggerak. Ketimbang menjalani bulan puasa tanpa inisiatif, maka jelas lebih baik menjadwalkan jenis kegiatan dengan target terukur per hari. 

Selain itu, dengan mencatat apa yang kita lakukan setiap hari, rekam jejak setiap amal mudah kita pantau. Sehingga, kita dengan mudah merefleksi kemana waktu terbuang per hari atau per minggu. 

Jangan sampai Ramadan selesai, kita tidak pernah tahu kualitas ibadah kita dan kuantitas amalan sebulan penuh. Kalau itu terjadi, sunggu kita termasuk golongan orang-orang yang merugi di akhirat kelak. 

Dunia yang sedang kita tempati hanya tempat transit sementara. Setiap kita akan pulang membawa amalan. Namun, kadar amalan yang kita bawa juga tergantung pada kualitas amalan selama kita hidup. 

Ramadan adalah bulan mulia dengan segala keistimewaan. Satu amalan dalam bulan Ramadan pahalanya berlipat ganda. Jadi, selama Ramadan, kita bisa mengejar kualitas amalan untuk mengumpulkan pahala terbaik. 

Kalaupun di bulan lain kita merugi karena lemah beramal, setidaknya bulan Ramadan bisa kita jadikan sebagai bulan untuk memanen amal terbaik. 

Meskipun demikian, kualitas amal dibarengi dengan niat. Niat yang baik harus disegerakan sebelum terlupakan. Maka dari itu, segeralah merencanakan amalan apa yang akan kita tabung dengan target yang jelas. 

Nah, kebetulan saya sudah membuat ramadan planner, jadi silahkan diunduh (download) di link berikut ini:

Ramadan planner (link download) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun