Jelas, sekolah diuntungkan dengan kehadiran siswa hasil seleksi jalur prestasi. Ibaratnya, calon siswa ini adalah murid-murid idaman guru di masa depan. Secara kualitas, mereka dapat diandalkan untuk mengharumkan nama sekolah jika ada lomba tertentu.
Siswa yang kemudian diterima melalui jalur prestasi tentu mendapatkan tempat tersendiri. Ibaratnya, mereka adalah calon atlit yang berbakat, ketika diasah sedikit, kemampuan melejit.
Bagaimana dengan nasib siswa jalur regular?
Saya tidak bisa memberi jawaban utuh, tapi yang jelas jalur regular memiliki sistem penilaian berbeda. Kalau pada jalur prestasi calon siswa dinilai dengan standar bakat dan potensi, jalur regular lebih mengedepankan 'murni' kemampuan otak.Â
Maknanya, jalur regular hanya menjaring siswa yang dianggap pantas dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Boleh jadi bakat dan potensi tidak menjadi pertimbangan utama.Â
Jadi, jalur prestasi dan regular memiliki standar dan kriteria berbeda. Mekanisme tes dan kriteria panitia tes juga berbeda. Standar kelulusan bertitik pada isi kepala calon siswa, dan tidak tertutup kemungkinan adanya titipan orang dalam melalui pintu belakang.
Kesimpulan
Dari paparan di atas, pentingkah jalur prestasi dijadikan jalur seleksi sekolah? bagi saya pribadi sah-sah saja, namun orientasi jalur prestasi jangan sampai menjadi pemisah antara siswa di sekolah.Â
Apapun tujuan jalur prestasi, semua siswa di sekolah wajib mendapat hak yang sama ketika berada di ruang kelas. Guru-guru juga tidak boleh terfokus pada siswa hasil jalur prestasi, walaupun secara bakat dan potensi boleh jadi mereka lebih baik dari siswa regular.
Jalur prestasi hendaknya menjadi satu pintu masuk untuk menyeleksi calon siswa dengan potensi berbeda. Jika kemudian ada calon siswa yang memiliki bakat langka, sekolah dapat mempertimbangkannya.Â
Satu lagi, keberadaan kelas inti di sekolah juga berfungsi sebagai sekat pemisah antar siswa di kelas berbeda. Penamaan kelas berdampak negatif bagi guru dan siswa.
Guru akan lebih aktif mengajar di kelas inti karena anggapan siswa di dalamnya lebih baik, sementara cara dan pola mengajar guru di kelas regular seadanya saja.Â