Pagi ini saya menghadiri uji potensi anak yang akan masuk sekolah. Jalur prestasi menjadi pilihan karena ada beberapa sertifikat lomba yang bisa dipakai.
Seleksi siswa jalur prestasi juga jalur paling diminati oleh calon orang tua siswa. Kenapa? karena jalur regular prosesnya lebih 'ribet' dan saingannya jauh lebih berat dengan alokasi sudah pasti.
Nah, apakah jalur prestasi sebagai jalur masuk sekolah dianggap pantas?
Setidaknya ada dua sisi positif jalur prestasi. Pertama, memberi ruang untuk anak-anak yang memiliki potensi tertentu. Kedua, membuka pintu seleksi secara bertahap.
Nah, terlepas dari sisi positifnya, seberapa pentingkah seleksi jalur prestasi?
Sekilas, berdasarkan observasi saya di lapangan, munculnya seleksi jalur prestasi disebabkan sistem pendidikan yang secara tidak langsung mengedepankan prestasi dalam proses transfer ilmu.Â
Pada tingkat kanak-kanak sekali pun, siswa sudah dibiasakan dengan mengikuti lomba-lomba. Lomba mewarnai, menggambar, bernyanyi, hafalan do'a, dll.Â
Hal ini akhirnya memicu kehadiran Bimbingan Belajar (bimbel) dengan slogan bervariasi. Baik itu bimbel membaca dan menulis, atau pun yang mengasah bakat seperti melukis dan mewarnai.Â
Tentunya tidak ada masalah dengan semua itu. Toh, pada kenyataannya bimbel menjadi tempat favorit orang tua yang ingin anaknya masuk katagori favorit di sekolah.Â
Ketika jalur prestasi dibuka, sertifikat hasil lomba begitu berharga dan punya nilai jual untuk mendapatkan sebuah kursi di sekolah. Lantas, apa manfaatnya bagi sekolah?