Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dirty Vote, Politik dalam Taktik

12 Februari 2024   10:29 Diperbarui: 12 Februari 2024   10:55 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dity Vote|sumber: Youtube Dirty Vote

Sebuah video berjudul "Dirty Vote" telah menarik 3.5 juta view dalam waktu relatif singkat. Sebuah angka fantastis untuk kategori video dokumenter dengan durasi 1 jam 57 menit. 

Film yang dikemas apik melibatkan tiga pakar, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, memberi sudut pandang tentang perjalanan politik dalam sebuah taktik.

Sejak kehadiran teknologi dan media sosial, banyak hal berubah. Arus perputaran informasi semakin cepat, sehingga akses kebenaran tidak lagi tertutupi dinding kekuasaan secara konvensional.

Film yang sudah mendulang 37 ribu komen dan 263 ribu like ini seakan menggambarkan gejolak politik kepentingan yang terus bergema di negeri ini. 

Walaupun banyak ragam komentar yang berlabuh, Dirty Vote cukup memberi ilustrasi sebuah perjalanan politik dalam taktik. Ada kebenaran yang harus diungkap dan biarkan penonton memberi penilaian.

Hukum di Indonesia memang telah lama tumpul. Tentu saja ini bukan hal baru, perkara demi perkara hanya menguntungkan segelintir orang yang duduk di bangku kekuasaan. 

Suara rakyat kian berharga. Faktor kepentingan mudah saja dibalut dalam kemasan untuk kemudian dijadikan konsumsi media. Lalu, media menjual dengan pernak-pernik baru.

Ya, begitulah politik! Kalau tidak ada taktik tentu sulit untuk meraih suara. Masalah cara seringkali tidak diindahkan. Bahkan, hati nurai sekalipun bisa digadaikan demi kekuasaan. 

Lantas, bagaimana rakyat harus percaya?

Tahun politik selalu ditunggu-tunggu, setidaknya bagi mereka yang punya kepentingan. Kemunculan Dirty Vote di puncak menjadi sorotan tajam media dalam beberapa jam terakhir. 

Mereka yang masih mengandalkan akal sehat tahu kemana harus berlabuh. Setiap orang berhak memilih dengan gambaran kebenaran dan bukan berkedok penipuan. 

Sebuah suara tidak terlalu menggema, namun suara dalam kebenaran tentu sarat makna. Demokrasi hadir untuk memberi ruang bagi pemilih dengan cara yang benar dan sesuai hukum.

Politik dalam taktik mudah saja tertutupi. Namun demikian, rakyat bisa menilai dan memutuskan kemana hati mereka berlabuh dengan fakta dan data yang ada. 

Tidak perlu menghina, apalagi mencaci maki. Biarkan media yang berbicara dan akal yang menelusuri. Rakyat semakin cerdas untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam negeri yang makmur ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun