Beberapa hari yang lalu seorang anak muda terkapar bersimbah darah di depan sebuah toko. Kasus pembunuhan ini sontak tersebar via WA dan banyak informasi yang simpang siur datang berganti.
Ada yang menyatakan ini kasus begal. Bukan tanpa alasan tentunya, sebelum kejadian ini ada kasus yang hampir sama oleh para remaja yang beraksi di tengan malam.Â
Satu kesamaan dalam dua kasus ini adalah pelakunya remaja. Kejadian seperti ini sangat langka di Aceh. Apalagi yang melibatkan remaja dengan rentan umur 15-25. Timbul pertanyaan, ada apa dengan para remaja?
Kembali ke judul artikel, dibunuh hanya karena nagih utang. Ternyata oh ternyata, berkat kerja keras pihak kepolisian, tersangka berhasil ditangkap dalam waktu 4 jam.
Setelah diinterogasi, tersangka mengaku menghabiskan nyawa rekannya karena kesal ditanggih membayar utang terus sebanyak 80 juta. Rasanya tidak masuk akal, tapi ya itu fakta di lapangan.
Seharusnya sudah diberi utang berterima kasih, bukan malah membunuh orang yang sudah membantu. Banyak kasus serupa terjadi di kota lain di Indonesia. Yang berutang lebih ganas dari yang memberi utang!
Dunia mungkin sudah terbalik. Lebih baik tidak memberi utang daripada kejadian seperti ini. Ah, sulit dipercaya kenapa generasi sekarang mudah tersulut emosi gara-gara hal sepele.
Besar kemungkinan karena maraknya tontonan tidak mendidik yang merusak fungsi otak para remaja. Belum lagi perkara judi online serta pinjaman online yang meresahkan.
Kesimpulannya, kalau mau ngasih utang sebaiknya mikir-mikir dulu. Yang mau berutang juga perbaiki dulu emosi agar tidak marah jika ditagih. Kalau gampang emosi, ya lebih bagus jangan minjam uang ke orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H