Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ledakan Besar di Pegunungan

13 Januari 2024   20:44 Diperbarui: 13 Januari 2024   20:55 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"tummmmm" dentuman suara menggelegar. Suasana kelas berubah seketika. Murid-murid saling bertatapan dengan wajah ingin tahu. 

"Suara apa itu?" tanya Udin.

Semua diam tanpa jawaban! 

"sepertinya motor pak Marwan terbakar" celetuk Kevin dari belakang. Kevin memang tidak suka dengan pak Marwan yang selalu memarahi siswa di pintu gerbang sekolah.

"Bukan, itu suara ledakan bom dari gunung" sahut Rudi cepat. 

Tiga hari lalu ada sekelompok orang dari kota datang ke desa untuk melakukan observasi. Katanya, di desa ini ada kandungan minyak dalam tanah. Mereka membawa dinamit untuk meledakkan tanah bebatuan.

"kenapa harus diledakkan tanahnya?, kan bisa digali saja" tanya Kevin serius.

Kevin termasuk murid yang paling sering bolos di sekolah. Kadang ia bertanya bukan untuk tahu, mungkin sekedar latihan berbicara. 

"ya udah, kamu aja yang gali sana" balas Rudi sambil menunjuk ke arah belakang sekolah. Gunung terlihat jelas dari halaman belakang sekolah. Murid-murid di sekolah hanya bisa melihat pohon-pohon rindang setiap harinya. 

Desa Wuling berjarak 200 km dari kota. Untuk menjangkau desa, hanya ada satu jalan bebatuan yang tidak pernah diaspal sejak jaman Belanda. 

Penduduk setempat turun temurun bergantung pada hasil pertanian. Mereka sangat lihai bercocok tanam dan menitipkan hasil panen ke beberapa tengkulak. Begitulah cara mereka bertahan hidup. Sederhana, namun tidak pernah kekurangan.

Sejak kedatangan orang-orang berdasi dua tahun lalu, banyak suara-suara aneh yang sering didengar penduduk. Dentuman keras dari arah gunung acapkali mengganggu penduduk.

Bahkan, beberapa harimau terlihat turun ke lahan beberapa petani. Mereka mulai tidak berani sembarangan berjalan melewati semak belukar. 

Bukan hanya itu, gerombolan gajah juga pernah terlihat oleh beberapa penduduk yang sedang menanam padi di sawah. Puluhan tahun mereka tinggal disana, belum pernah gajah turun ke pemukiman penduduk.

"Kenapa kita tidak kesana saja?" Kevin kembali bersuara.

"ah, sepertinya itu ide bagus" balas beberapa siswa lain yang penasaran. 

Kebetulan, pak Marwan tidak datang ke sekolah hari ini karena anaknya sakit. Di sekolah ini, jumlah guru aktif hanya tiga orang. Pak Misbah dan buk Rini sedang mengajar di kelas lain. 

Kevin dan kawan-kawan mulai berjalan perlahan ke arah belakang sekolah dan sekejap hilang dalam tumpukan ilalang. Bagi mereka, berpetualang di gunung jauh lebih mengasikkan ketimbang duduk menatap papan tulis. 

Walaupun Kevin terkesan bodoh, ia yang paling hafal jalan menuju gunung. Hampir setiap hari sepulang sekolah, Kevin membantu ayahnya di kebun dekat perbukitan. 

Semua jalan ke perkebunan sudah dihafal, namun tak satupun pelajaran sekolah yang melekat di pikirannya. Tak lama, gunung yang mereka tuju semakin dekat.

"kamu tak takut harimau, Kevin?" tanya Rudi sambil menarik nafas karena kelelahan berjalan.

"ah, pak Marwan saja tidak pernah kutakuti, apalagi harimau" jawab Kevin sekedarnya. 

Kevin bukan tipikal murid serius. Kadang teman-temanya sulit memahami apa yang keluar dari mulutnya. Terdengar becanda, tapi seakan benar adanya. 

Sekitar 3 km lagi mereka akan tiba. Semua murid memilih untuk beristirahat sejenak untuk menikmati air segar yang mengalir dari pegunungan. 

bersambung.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun