Jelas saja Amerika sangat berambisi untuk memotong mata rantai pasokan chip dari Asia. Bahkan, kebijakan Amerika tentang UU Chip mempersempit ruang gerak kerjasama teknologi dengan Cina. Keuntungan akan penjualan chip pada tahun 2020 mencapai $85 milyar dolar. Bukankah sebuah angka fantastis bagi perekonomian negara?
Cina tentu tidak tinggal diam. Kemampuan Cina berinovasi dan mengelontorkan uang jutaan dolar untuk penelitian membuahkan hasil yang mencengangkan dunia.Â
Artikel yang dipublikasi oleh New York Times berjudul "De-Americanize': How China Is Remaking Its Chip Business"Â memberi gambaran akan keseriusan Cina untuk memimpin dunia dengan teknologi mutakhir.Â
Sejak Oktober, perusahaan Amerika tidak lagi mengeluarkan dana untuk perusahaan pembuat chip asal Cina, terutama yang berafiliasi dengan Huawei. Amerika mulai khawatir akan campur tangan Cina dalam hal Chip yang bisa berdampak negatif pada keamanan Amerika.Â
Cina juga berambisi untuk menggantikan semua chip buatan barat dengan produk lokal. Sebut saja mobil listrik yang bergantung pada chip buatan barat. Kedepannya, Cina akan memproduksi mobil dengan chip buatan sendiri.Â
Gerak cepat Cina untuk menghilangkan ketergantungan akan teknologi barat menjadikan mereka berkembang pesat dari tahun ke tahun. Keuntungan besar dari penjualan chip untuk memenuhi kebutuhan dunia secara tidak langsung memicu perang dingin antara barat dan timur.Â
Amerika pastinya ingin selalu terdepan dalam segala hal. Hal yang paling ditakuti Amerika adalah kemajuan teknologi Cina yang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Jika Amerika tidak mengejar cepat, maka mereka akan jauh tertinggal di belakang.
Investasi besar-besaran untuk terus memimpin dunia menjadikan Amerika gelap mata. Pembangunan pabrik semikonduktor di dalam negeri mungkin saja satu kebutuhan dalam balutan ambisi. Sementara hutang Amerika terus membumbung tinggi melewati ambang batas.
Pertanyaannya, akankah Amerika mampu menyaingi Asia, khususnya Cina? lalu, jika pabrikan semikonduktor Amerika berhasil menyuplai kebutuhan chip dunia, siapakah yang paling diuntungkan?
Tanpa kita sadari, smartphone yang kita pakai didalamnya terdapat chip buatan luar. Informasi-informasi penting sangat mudah diretas kapan saja.Â
Pertanyaan selanjutnya, Â Sudahkah Indonesia berpikir cerdas untuk membangun perusahaan semikonduktor buatan sendiri demi keamanan negara? atau kita masih sibuk berperang adu argumen di media sosial saat negara lain sudah lama berpikir untuk memproteksi keamanan warganya.
Referensi bacaan: