Di Jepang, kasus bunuh diri pada tahun 2022 mencapai angka 22 ribu, meningkat 4% dari tahun sebelumnya. Faktor ekonomi berada di urutan ketiga.Â
Uniknya, sejak 1980 kasus bunuh diri pada anak sekolah terekam meningkat. Disinyalir, pola hidup masyarakat Jepang yang tidak aktif berbaur menyebabkan mereka sangat sedikit menghabiskan waktu untuk bercakap-cakap antar sesama.
Walaupun secara data, masalah kesehatan menjadi penyebab utama kasus bunuh diri di Jepang. Kesendirian dan tuntutan hidup yang semakin berat, membuat mereka lebih gampang stres.
Berbeda dengan Indonesia yang sangat aktif berbaur dalam masyarakat, dorongan bunuh diri di Indonesia jelas berbeda. Artinya, Jepang dengan etos kerja tinggi tidak serta merta membawa efek positif 100% dalam hidup.
Indonesia yang boleh jadi tidak terlalu disiplin dalam hal kerja memiliki sisi keakraban yang jauh lebih tinggi dari Jepang. Budaya gotong royong dan saling menolong memberi gambaran utuh akan nilai yang dianut oleh keseluruhan masyarakat Indonesia.Â
Ya, nilai disiplin di Indonesia memang belum sepenuhnya berhasil diterapkan oleh individu. Nilai hidup dalam keluarga yang diwariskan ke anak menjadi tolak ukur kedisiplinan yang dibawa serta dalam lini kehidupan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H