Ajaibnya, tidak ada sampah yang bertebaran di jalan-jalan. Semua terlihat bersih dan begitu teratur. Saya takjub! ini karena disiplin yang melekat pada budaya. Ada rasa malu ketika membuang sampah sembarangan. Jadi, ini bukan tanggung jawab kolektif, tapi individu.
"Kenapa orang Indonesia tidak bisa disiplin" ? pertanyaan kedua dilontarkan sang kakek.
Waduh, saya melihat jam dan berharap anak-anak segera keluar agar tidak larut panjang dalam diskusi ini.Â
"KULTUR" ujar saya kepada sang kakek.
"Tapi orang Indonesia bisa disiplin di negara orang" balasnya mendebat argumen saya.Â
Dalam batin saya berkata, pasti bakalan panjang pembahasannya. Semoga bel segera berbunyi. hehe.
Saya kembali berargumen bahwa itu benar, orang Indonesia memang bisa disiplin di negara orang, tapi sulit konsisten di negara sendiri. Ini membuktikan bahwa kedisiplinan tidak bisa diterapkan tanpa aturan yang tegas dan benar-benar dijalankan.
Jepang bisa sebersih itu karena peraturan dan kebijakan dijalankan dan dipatuhi. Intinya, pemerintah benar-benar menjalankan aturan tanpa membeda-bedakan pelaku. Siapa saja harus dihukum jika melanggar.Â
Bagaimana dengan Indonesia? kita tahu kepada siapa hukum berpihak. Membangun kedisiplinan di Indonesia bukan sesuatu yang mudah. Aturan kerap hanya maklumat tertulis yang tidak memberi efek jera pada pelaku.
Maka tidak heran, sampah dibuang di sungai, di sudut jalan, atau di got karena kesadaran untuk menjaga kebersihan belum terbentuk pada semua individu. Terlebih lagi, nilai kebersihan tidak dibangun dari nilai kedisiplinan dalam keluarga.Â
Nah, dengan nilai kediplinan yang tinggi, lantas kenapa masyarakat Jepang mudah untuk bunuh diri?