Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kapan Kolaborasi Guru dan Orang Tua itu Dibutuhkan?

24 November 2023   14:56 Diperbarui: 1 Desember 2023   18:48 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kejauhan saya melihat sosok seorang teman lama yang sedang duduk menikmati sepotong buah segar. Segera saya menghentikan motor dan mendekatinya untuk menjabat tangan.

Sebagai seorang guru SMA negeri, ia pasti tahu betul permasalahan di sekolah. Seketika itu saya terpancing untuk memahami dilema seorang guru yang umurnya masih sangat muda. Siapa tahu ada hal baru yang dapat menambah pengetahuan saya mengenai dunia pengajaran.

Arah pertanyaan yang mulanya saya tujukan untuk mengeksplorasi proses pembelajaran, akhirnya berhulu pada ragam pelatihan dalam dunia pendidikan dan dilema guru di dalam kelas ketika menyelaraskan teori dan praktik.

Teori dan Praktik 

Para calon guru sudah dibekali teori-teori tentang pendidikan ketika berada di bangku perkuliahan. Namun, teori-teori itu tidak selamanya aplikatif pada konteks yang beragam.

Misalnya, guru diajarkan untuk membawa teknologi ke dalam kelas agar siswa bisa belajar lebih mudah dan asik. Tentu saja secara teori ini benar, tapi belum tentu semua sekolah bisa menerapkan ini.

Contoh dari teman saya ini adalah pengalaman satu dari ribuan atau bahkan ratusan ribu guru lainnya di Indonesia. Kebanyakan apa yang diajarkan di kuliah cocok untuk sekolah dengan fasilitas yang memadai di kota-kota.

Sebagai contoh kecil saja. Guru diminta untuk bisa mengajar dengan mengaplikasikan ragam metode yang dapat membantu siswa untuk cepat paham. Ketika guru sudah menyiapkan bahan berupa power point atau Quizes, masalah muncul. 

Apa itu? Infocus atau projector tidak tersedia di sekolah atau hanya tersedia satu untuk dipakai 10 guru yang mengajar. Lalu, bahan yang sudah dibuat guru hanya bisa dipakai saat beruntung tepat dikala projector tersedia.

Bahan yang sudah disiapkan pada aplikasi Quizes bisa bernasib sama saat kebijakan sekolah bersebrangan dengan teori pendidikan. Contohnya? ketika murid dilarang membawa HP ke dalam kelas, bagaimana mereka bisa terlibat dalam pembelajaran yang memang membutuhkan akses HP.

Jadi, disatu sisi guru diharap untuk lebih kreatif mendesain bahan pembelajaran, disisi lain peraturan sekolah boleh jadi tidak sinkron dengan tujuan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun