Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Makna Hidup dari Penjual Buah Keliling

22 November 2023   12:08 Diperbarui: 22 November 2023   12:12 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikapnya yang ramah menyapa pembeli adalah magnet untuk menarik pembeli. Tanpa segan dan canggung, setiap pembeli ia sapa dengan ucapan yang mencerminkan keindahan akhlak.

Untung banyak bukan tujuan yang ingin dicapai oleh si penjual buah. Ragam pekerjaan sudah pernah dilakoninya, tapi kelihatannya menjual buah di tepi jalan adalah sesuatu yang ia nikmati. 

Dari penjuah buah yang sederhana ini, saya bukan hanya belajar makna keihklasan dan kejujuran, tapi juga tentang arti dan hakikat rejeki yang sebenarnya.

Terlepas dari bagaimana pandangan orang pada jenis pekerjaan, penjual buah seperti ini terkadang lebih terjamin kehalalan rejeki yang ia bawa pulang untuk keluarga dibanding mereka yang bekerja dengan gaji bulanan. 

Banyak yang bekerja di kantor mengambil hak yang sebenarnya bukan miliknya. Contohnya, bekerja beberapa jam saja dan sisanya di luar kantor untuk bersantai. Di awal bulan gaji diterima tapi tidak sebanding dengan jam kerja.

Begitulah realita. Halal tidaknya uang yang kita terima seringkali luput dari perhatian kita. Cara kita bekerja dan nilai kejujuran yang kita aplikasikan saat bekerja sangat menentukan apakah gaji yang kita terima halal atau tidak. 

Jika tidak, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Apa itu? ketidakharmonisan dalam keluarga, musibah yang datang tanpa terduga atau bahkan kehilangan sesuatu yang berharga.

Perlu diingat bahwa ketika kita secara tidak sadar mengambil hak yang bukan milik kita maka kita juga akan kehilangan sesuatu dengan cara yang tidak bisa kita duga.

Kejujuran dalam bekerja dan keihklasan menerima apa yang seharusnya milik kita, baik itu sedikit atau banyak, jauh lebih penting untuk kita pahami agar kualitas hidup kita terjaga.

Penjual buah memang bukan pekerjaan idaman banyak orang, tapi nilai dari apa yang didapat oleh mereka bolehjadi jauh lebih bermakna dan mengajarkan kita tentang berlaku adil dan menjadi pribadi yang jujur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun