Kata tersusun rapi, podium berdiri tegak, lidah menari-nari, menyusun kalimat dalam balutan politisi. Hari demi hari, rentetan janji mengalir mengiasi sudut desa dan kota disana sini.
Baliho terpasang, kalimat indah terpampang. Wajah-wajah baru silih berganti mengadu argumen yang mungkin saja telah usang. Namun, warisan hutang tidak pernah hilang, ditanggung oleh generasi malang.
Petani membajak sawah untuk menghidupi keluarga. Hasil panen sirna di tangan penjarah. Mafia-mafia berdasi yang bermain dalam untaian kata. Permainan harga dalam gelak tawa, mengisi pundi-pundi harta bergelar tahta.
Jeruji besi bukan penghalang, hukum begitu mudah ditukar uang. Penjarah itu bersembunyi di balik tirai panjang dalam gedung-gedung menjulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H