Setelah lama tidak latihan lari, pagi tadi saya mulai kembali mencoba untuk merutinkan lari pagi. Saya memilih rute sama melewati komplek perumahan warga dan kawasan sungai dengan latar pepohonan cemara.Â
Suasana sekitar sangat sepi karena masih di awal pagi. Angin di pagi hari cukup untuk memberi ketenangan saat berlari. Tidak terasa satu kilometer terlewati dan tibalah saya di samping sungai.
Udara di kawasan sungai ini sangat segar untuk dihirup, jadinya rute ini menjadi pilihan utama. Saya berlari melewati sebuah kampus yang memang terletak tepat di persimpangan jalan yang relatif jauh dari pemukiman warga.
Setelah menempuh jarak tiga kilometer, saya mulai melewati perumahan warga. Satu persatu motor dan mobil melintas, udara segar berubah seketika.Â
Saat tiba di jalan utama, saya sudah menempuh jarak empat kilometer. Akhirnya, aktivitas lari saya cukupkan berhubung masih hari pertama aktif kembali setelah lama tidak latihan.
Awal tahun lalu, saya pernah mengalami cedera lutut akibat berlari melewati ambang batas kemampuan tubuh. Ya, akhirnya saya belajar dari kesalahan sebelumnya.Â
Ternyata, tubuh membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu untuk membangun sebuah kemampuan. Pada awalnya, untuk berlari satu kilometer saja saya mudah lelah dan kaki terasa pegal.
Saya mencoba merutinkan lari pagi beberapa bulan yang lalu, hingga kemampuan lari mulai terbentuk. Dari awalnya hanya sanggup berlari dengan jarak 1-2 kilometer saja, kini masih pada jarak 3-6 kilometer.Â
Pembiasaan lari pagi ini memang sangat banyak manfaatnya. Terlebih, sehabis berlari darah mengalir lancar dan keringat bercucuran membasahi tubuh.Â
Satu hal yang sangat terasa adalah tidak mudah lelah ketika beraktivitas seharian. Selain itu, tubuh terasa ringan dan tidak mudah ngantuk.Â