Ketika COVID 19 melanda dunia, istilah learning loss muncul ke permukaan. Penelitian membuktikan bahwa siswa di dunia kehilangan kesempatan belajar akibat pemberhentiaan proses belajar mengajar.
Akibatnya, daya tangkap siswa menurun dan kemampuan memahami materi juga memburuk. Jelas ini bukan tanpa alasan, waktu jeda belajar yang telalu lama membuat otak lebih sulit menghubungkan materi lama dan materi baru.
Hal yang sama sebenarnya terjadi di proses belajar mengajar secara normal. Banyak guru yang mungkin tidak menyadari bahwa efektifitas dan efisiensi belajar sangat ditentukan oleh cara mengajar dan pola belajar.
Sebagai contoh, di banyak sekolah proses belajar mengajar masih mengarahkan siswa untuk mengerjakan latihan secara mandiri, atau mudah dipahami dengan sistem textbook oriented. Artinya, guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan dalam kurun waktu tertentu.
Pola ini membuat proses belajar tidak efektif karena siswa hanya sekedar menghabiskan waktu. Selain itu, output dari tugas seringkali tidak diserap siswa dengan efisien. Ringkasnya, guru tidak mengarahkan siswa untuk mampu menganalisa soal dan menganalisa kendala yang mungkin dihadapi siswa saat mengerjakan tipe soal tertentu.
Alhasil, persentase proses belajar mengajar yang efektif boleh jadi masih sangat kurang. Efektif disini bermakna siswa benar-benar mendapat manfaat dari kehadiran di dalam kelas selama berinteraksi dengan guru berbeda.
Jadi, inti dari pendidikan adalah bukan sekedar hadir ke sekolah dan di kemudian hari menerima rapor. Lebih jauh dari itu, pertanyaan yang harus diajukan adalah, apa yang didapat siswa dari total waktu yang dihabiskan di sekolah setiap hari?
Learning loss adalah ancaman serius dalam lingkup pendidikan dewasa ini. Terlebih saat pengaruh smartphone yang mencuri waktu belajar siswa di dalam ruang kelas. Tingkat fokus dan konsentrasi belajar siswa menurun dan pemahaman materi belajar semakin memburuk.
Lalu, bagaimana peran AI untuk menunjang efisiensi belajar di sekolah?
Dalam konteks pendidikan, AI sangat mungkin mempercepat proses belajar dengan memangkas materi yang tidak relevan dikaitkan dengan kebutuhan lapangan kerja.Â
Misalnya, algoritma AI bisa didesain untuk menciptakan materi ajar yang jauh lebih singkat dan padat secara isi. Ini bermakna, proses belajar mengajar tidak lagi hanya sekedar duduk berjam-jam di ruang kelas tanpa target.
Intinya, bagaimana pemahaman siswa akan materi belajar ditingkatkan, dianalisa dan disingkronisasi dengan kebutuhan pada sektor tertentu.Â