Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Penghambat Utama Kesuksesan

5 Juli 2023   14:05 Diperbarui: 5 Juli 2023   14:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pikiran negatif|freepik.com

24 jam yang kita punya setiap hari adalah sebuah anugrah. Sayangnya, dari total waktu tersebut, mungkin hanya beberapa jam saja yang membawa dampak positif dalam hidup.

Kata SIBUK seringkali menipu manusia. Ada orang yang mudah saja berkata sibuk, padahal nyatanya ia tidak sibuk. Bahkan, banyak yang memakai kata SIBUK sebagai dalih untuk lari dari tanggung jawab. 

Dalam sebuah buku berjudul Success Habits yang ditulis oleh Napoleon Hill, terdapat satu kalimat yang menjelaskan tentang makna self discipline. Kalimat itu berbunyi

 "keeping your mind fixed on the things you do want in life, and off the things you don't want."

Sekarang, mari kita bedah kalimat ini lebih luas lagi. Cobalah sejenak bertanya pada diri sendiri, apakah pikiran kita lebih banyak didominasi oleh hal yang kita inginkan atau yang tidak diinginkan.

Tanpa kita sadari, dalam sehari semalam selama 24 jam, kita lebih sering berpikir hal-hal yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Apa saja contohnya? berpikir akan akan sakit, miskin, dan kritik. Buruknya lagi, semua ini bermuara pada rasa TAKUT berlebih.

Seberapa besar kita mengkhawatirkan kemiskinan sehingga pikiran kita begitu takut untuk jatuh miskin? sama seperti besarnya rasa khawatir jika suatu saat seketika jatuh sakit.

Dominasi pikiran ini pada kenyataannya hanyalah ilusi dan persepsi yang sama sekali tidak kita butuhkan, apalagi kita inginkan. Namun, mereka tetap saja menghiasi pikiran setiap harinya.

Lantas, bukankah kekhawatiran akan sakit dan miskin justru bakal menjadi kenyataan jika terus menerus dipikirkan? 

Coba saja kita mengalihkan pikiran pada hal-hal yang sejatinya kita inginkan dalam hidup. Contohnya? kesuksesan, kesehatan, dan kebahagiaan. Bukankah itu yang lebih kita butuhkan?

Jika demikian, menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan kemiskinan, kesakitan, atau kegagalan adalah hal yang sia-sia belaka. Betapa banyak waktu terbuang karena sebab pikiran yang tidak dilatih untuk fokus pada tujuan spesifik. 

Mendisiplinkan diri untuk berpikir pada hal yang jelas kita butuhkan tidak segampang yang kita bayangkan. Pun demikian, bukan berarti kita tidak mampu melakukannya. 

Latih Berpikir dengan Penuh Kesadaran

Sebelum melatih diri untuk berpikir jernih, pahami terlebih dahulu akan apa yang betul-betul kita inginkan dalam hidup ini. Setiap orang pasti memiliki keinginan berbeda.

Nah, coba ambil selembar kertas kosong dan tuliskan beberapa hal sangat kita inginkan. Misalnya, karir yang bagus, dekat dengan keluarga, atau memiliki rumah pribadi.

latih berpikir|freepik.com
latih berpikir|freepik.com

Namun, deskripsikan dengan jelas apa yang kita maksud dengan karir yang bagus. Intinya, jenis pekerjaan apa dengan gaji berapa yang kita anggap ideal.

Terkadang, ada yang memiliki karir bagus, tapi itu bukan pekerjaan yang sebenarnya ia inginkan. Jadi, sehari-hari ia hanya bekerja karena sekedar kebutuhan akan uang. Bisa saja pekerjaan yang ideal untuknya adalah jenis pekerjaan yang memberi banyak waktu dengan keluarga. 

Bukankah dengan deskripsi yang lebih jelas tentang jenis pekerjaan yang diharapkan lebih mudah melatih pikiran untuk membawa ke jenis pekerjaan tersebut?

Jadi, apapun jenis pekerjaan yang kita lakukan hari ini pada hakikatnya adalah konsekuensi dari dominasi pikiran yang kita isi setiap hari.

Contoh lain, saya mengenal dua orang yang sama-sama memiliki jenis penyakit yang sama, yaitu stroke. Akan tetapi, keduanya memiliki cara berpikir yang sangat berbeda.

Yang satu benar-benar ingin sembuh dan selalu berpikir positif serta menjaga asupan makanan, sementara yang satunya lagi pasrah pada keadaan dan tidak berusaha menjaga asupan makanan.

Pikiran yang kita fokuskan memberi dampak persis sama sebagaimana gambaran yang kita proyeksikan. Dari contoh yang saya tuliskan di atas, kira-kira mana yang cepat pulih?

Kita pasti bisa menebak, orang yang menjaga makanan dan punya kemauan untuk sembuh jauh lebih cepat pulih. Ya, pikiran yang ia bentuk memberi kesadaran penuh akan usaha yang ia lakukan.

Ternyata memang benar. Teman saya ini terus berusaha untuk sembuh karena keyakinannya. Selain berobat, ia juga aktif bergerak dan benar-benar menjaga makanannya setiap hari.

Sebaliknya, teman yang satunya terlihat mudah mengeluh dan tetap saja makan makanan berlemak dengan kolestrol tinggi. Karena hanya pasrah dan berharap keajaiban datang, yang ia lakukan adalah lebih banyak berbaring dan malas bergerak.

Sudah bisa dipastikan, proyeksi pikirannya mengarahkannya pada kenyataan. Akhirnya, tubuhnya tetap seperti semula dan tidak terlihat perkembangan positif. 

Bukankah ini efek dari pikiran ia sendiri yang membuatnya malas bergerak dan tidak berinisiatif untuk menghindari asupan makanan yang berpotensi memperburuk alirn darah. 

Jika saja ia mau bergerak setiap hari dan menjaga makanan, bukan mustahil aliran darahnya akan lebih lancar. Kesembuhan pasti membutuhkan waktu dan usaha yang tidak mengenal lelah. 

Saya juga secara nyata melihat bagaimana efek pikiran menyembuhkan penyakit berbahaya sekalipun. Seorag saudara dekat sudah divonis kehilangan kesadaran karena penyakit parah yang dideritanya.

Sudah dua kali ia menjalani operasi otak. Operasi pertama tidak membawa hasil, malah keadaan semakin parah. Dokter sudah memvonis hal buruk. 

Operasi kedua juga tidak menunjukkan hasil yang baik. Bahkan, penglihatannya mulai kabur karena efek operasi. Bukannya pasrah, ia tetap mencoba untuk berkonsultasi pada dokter berbeda di kota lain.

Tidak cukup disitu, keluarganya mencoba alternatif lain untuk berobat ke Malaysia. Ternyata, penglihatannya tetap saja belum membaik, walaupun kondisi fisik sudah terlihat sedikit lebih baik. 

Satu hal pasti, ia bertekad kuat untuk sembuh dan mulai beraktifitas kembali walaupun masih sangat terbatas. Keajaiban pun muncul, setelah beberapa bulan, kemampuan melihatnya semakin membaik.

Vonis beberapa dokter malah tidak terbukti sama sekali. Kesehatannya juga berada pada titik terbaik. Singkat cerita, ia kembali normal seperti sedia kala dan mampu beraktivitas lebih baik lagi.

Apakah sesuatu yang buruk harus dikhawatirkan secara berlebih?

Lagi-lagi, pikiran kita sangat mungkin untuk dilatih. Melatih pikiran untuk hanya fokus pada hal-hal yang diinginkan bukan hanya membuat kita lebih maksimal dalam memanfaatkan waktu, tapi juga mampu menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan yang tidak nyata.

Ilusi dan persepsi dari apa yang kita pikirkan membuat hidup tidak bermakna. Menyibukkan diri untuk berpikir hal pasti jauh lebih berguna dari sekedar menerka sesuatu yang belum terjadi.

Rasa takut akan kemiskinan atau kegagalan hanyalah ilusi yang jelas tidak kita inginkan. Oleh karenanya, ganti pikiran sadar dengan kesuksesan dan hal positif lainnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun