Penduduk Amerika menyumbang 12% total sampah dunia. Buruknya lagi, hanya 3 juta dari 36 juta sampah yang mampu didaur ulang. Sisanya berakhir pada gunungan sampah.[baca di sini].
Environmental Protection Agency (APA) mencatat 290 juta ton limbah dihasilkan oleh penduduk Amerika di tahun 2018. Jumlah ini bukan saja sebatas angka, tapi juga realita lapangan.
Di India, ada 3.159 tempat pembuangan sampah yang terus dipadati sampah plastik setiap harinya. Parahnya lagi, menurut Delhi-based think tank Centre for Science and Environment (CSE), terdapat 800 juta ton sampah di semua titik ini. [baca di sini]
Bagaimana dengan Cina?Â
Setidaknya jumlah sampah di tahun 2021 mencapai 249 juta ton. Nah, dari perbandingan angka penduduk, kita bisa melihat kuantitas sampah antara Cina dan India yang begitu kontras walaupun jumlah penduduknya yang hampir sama.
Kesadaran akan pemilahan sampah condong lebih baik pada masyarakat Cina dibanding India. Pun demikian, peran pemerintah akan kebijakan persampahan juga sangat menentukan pertumbuhan jumlah sampah.
Menyelaraskan kebijakan sampah di semua provinsi
Membakar sampah memang bukan pilihan yang baik. Pemerintah perlu mengkaji ulang antara kebijakan yang dirancang dan pelaksanaan di lapangan.
Masyarakat awam belum tentu memahami secara mendalam akan efek membakar sampah pada lingkungan. Pola konsumsi makanan, jenis tong sampah, dan klasifikasi jenis sampah masih belum jelas.
Kebijakan sejatinya mengakomodir ketersediaan penunjang aturan. Misalnya, jenis tong sampah yang bervariasi wajib tersedia pada radius kilometer tertentu. Ini perlu dikaji, dianalisis, dan diatur dengan tujuan tepat dan terstruktur.
Jadi, bukan hanya melarang dan mengatur saja lewat kebijakan yang berubah-rubah. Buat target yang jelas dan proyeksi penurunan sampah dalam 5-10 tahun.