Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kesalahan dalam Pembiasaan Mendidik Anak Sehari-hari

12 Juni 2023   10:46 Diperbarui: 24 Juni 2023   10:15 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah, kok Jeslin dan kawan-kawan boleh maen hape"

Begitulah ungkapan anak saya sambil menunjukkan kekesalan sepulang  acara perpisahan di sebuah kafe yang dihadiri wali murid dan sekalian anak-anak juga. 

Anak saya terus mendesak untuk mendengarkan jawaban kenapa ia tidak dibolehkan bermain hape, sementara yang lainnya bebas memegang smartphone.

Sembari orang tua berkumpul sambil berbincang, anak-anak ternyata 'dibiarkan' memegang hape. Memang sekilas tujuannya baik, agar anak-anak tidak mengganggu orang tua yang sedang berbincang.

Akan tetapi, pola seperti ini pada akhirnya menjadi pelajaran buruk bagi anak. Terkadang, orang tua terkesan sengaja membiarkan anak menghabiskan waktu sembari menonton video anak di smartphone yang sudah disiapkan dari rumah.

Waktu berkumpul yang sejatinya bisa dimanfaatkan anak-anak untuk bermain bersama, eh malah terserap pada layar smartphone. Perlahan namun pasti, anak kehilangan cara memanfaatkan waktu dengan benar.

Bukan hanya itu, nilai kesopanan juga tidak mampu dipahami anak. Karena terbiasa dialihkan ke hape, anak sangat mudah histeris bilamana tidak diberikan tontonan kesukaan mereka.

Alhasil, orang tua pun dengan gampangnya membiarkan anak memegang smartphone agar tidak 'menggangu' ketika berkunjung atau sedang ngobrol sesama teman.

Acara perkumpulan yang sejatinya dapat menanamkan nilai kesopanan pada anak menjadi pengalaman berbeda. Begitu mudahnya anak-anak dialihkan ke smartphone, sehingga aktivitas fisik semakin menurun secara kuantitas.

Pembiaran seperti ini juga berdampak pada orang tua yang tidak membiarkan anak memegang hape. Mendidik anak saat ini jauh lebih sulit dalam hal menanamkan nilai kebenaran.

Anak dengan mudah membandingkan perlakuan yang didapat dirinya dan teman. Apa yang dilihatnya sehari-hari bisa saja bertolak belakang dengan apa yang seharusnya dipahami dengan baik dari orang tua.

Pembiasaan yang tidak benar membuahkan banyak kesalahan pada anak. Konsep berpikir anak berputar pada kebiasaan-kebiasaan yang tidak lazim. 

Anak bisa berjam-jam mengakses smartphone dan kepekaan kepada sesama tidak lagi terbentuk dengan wajar. Ekspresi wajah yang kaku dan emosi tidak teratur menyebabkan anak gagal membangun komunikasi antar sesama.

Sekolah memang mengajarkan banyak hal pada anak, tapi nilai-nilai etika sehari-hari sudah sewajarkan ditanamkan orang tua dengan pembiasaan yang benar. 

Jika anak terlalu sering dibiarkan dengan smartphone, maka kemampuan berinteraksi bisa terkikis. Anak akan mudah menarik diri dari pergaulan karena kepuasan semu ketika berinteraksi bersama smartphone.

Lalu, nilai-nilai kesopanan ketika bertamu dan mengunjungi kerabat yang lebih tua tidak dipahami oleh anak akibat pembiaran memegang hape ketika orang tua sedang berkomunikasi. 

Kemudahan memegang hape menelurkan kebiasaan negatif dalam diri anak. Bukan mustahil, anak merasa aneh saat tidak memegang smartphone dan malah memilih untuk tidak ikut bersama orang tua. 

Lantas, bagaimana anak mampu membangun kebiasaan positif seperti berbicara dengan sopan tanpa memegang hape? tentu saja anak akan sangat sulit menangkap pelajaran berharga jika orang tua membiarkan kebiasaan buruk pada anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun