Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rokok dan Game Online di Kalangan Remaja

6 Juni 2023   18:12 Diperbarui: 6 Juni 2023   18:15 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
game online|freepik.com

Saat sedang menulis artikel ini, saya sedang duduk di sebuah warung kopi (warkop) kawasan kota. Di hadapan saya ada tujuh remaja yang sedang asyik dengan game online melalui smartphone. Tiga dari mereka juga aktif mengeluarkan kepungan asap yang membumbung ke atas. 

Rokok dan game online adalah dua hal yang banyak menyita waktu. Kenikmatan merokok hanya mampu dijelaskan oleh para perokok. Saya hanya ingin menuliskan bagaimana efek games online pada anak tingkat remaja. 

Pemandangan yang sama seperti hari ini kerap saya temukan di banyak warkop. Waktu yang dihabiskan para remaja bisa berjam-jam tanpa terlihat beban berarti.

Asap rokok di banyak tempat seakan menjadi sebuah ritual. Dari satu meja ke meja lainnya, setidaknya seperti saat ini di tempat saya menikmati sepiring mie, tidak kurang dari 10 perokok dengan katagori usia remaja terus memacu untuk mengepulkan asap.

Games online dan Produktivitas

Remaja usia sekolah atau mereka yang baru masuk ke tingkat kuliah rentan menghabiskan waktu mengakses games online. Waktu yang berharga terbuang sia-sia menikmati sesuatu yang sebenarnya tidak tergolong penting. 

Walhasil, tingkat produktivitas jauh berkurang dari seharusnya. Sama halnya seperti rokok yang terkesan memberi kenikmatan, efek dari kebiasaan mengakses game online menjadikan seseorang ketagihan pada level berbeda. 

Ketergantungan menjadi satu kata untuk mendeskripsikan rokok dan games online. Jika sudah menikmati, maka sulit untuk berhenti. Bukanlah sebuah keheranan, efek kecanduaan games online merusak bagian otak yang sama layaknya narkoba, yaitu bagian Prefrontal cortex. 

Kecanduan game online melemahkan tingkat konsentrasi/fokus. Akhirnya, kemampuan untuk mengerjakan hal penting menurun dan berujung pada rendahnya tingkat produktivitas.

Waktu yang selayaknya dipergunakan untuk belajar mudah saja sirna akibat games online. Apalagi, terlelap games online sambil menghisap rokok. perfectos!

Pergaulan remaja jelas membentuk putaran pertemanan dengan kebiasaan yang sama. Para perokok seperti magnet yang kapan saja bisa menarik teman untuk bergabung. 

Diawali dengan satu hisapan, kemudian berakhir dengan ketertarikan dan kepuasan. Kondisi seperti ini lazim terjadi dimana-mana. Anak-anak yang umurnya masih dalam tahap mencari jati diri sering tenggelam dan terseret arus. 

Semakin luas pergaulan, semakin besar pusaran yang tercipta. Sangat disayangkan jika umur yang sedang produktif terbuang pada hal-hal yang boleh dikatakan merugikan kedepannya. 

Belajar Memanfaatkan Waktu

Tadi pagi, saya menambah wawasan dengan menonton sebuah video remaja di Amerika yang berhasil membuka bengkel truk. Pada awalnya, ia adalah anak putus sekolah yang memang tidak tertarik  belajar.

Uniknya, orang tuanya memberi pilihan. Apakah ingin kembali ke sekolah atau langsung bekerja. Pilihannya tentu saja bekerja. Lalu, sang ayah mensyaratkan agar ia membangun niat untuk benar-benar bekerja. 

Dengan modal sedikit dari orang tuanya, ia berhasil membuka bengkel yang awalnya kecil. Seiring waktu dan kemauan belajar yang gigih, ia berhasil memperluas bengkel dan menyewa lahan yang sangat luas. 

Di umur belasan tahun, ia sudah bisa menghasilkan ribuan Dolar tanpa campur tangan orang tua. Waktu luang ia gunakan untuk belajar tentang perbengkelan dan membangun jaringan untuk memasok suku cadang.

Kini, dalam satu bulan ia bisa menyentuh angka ratusan ribu Dolar. Truk yang ia tangani bisa mencapai 30 an per hari. Keunggulan yang ia miliki adalah proses lebih cepat dan pelayanan prima dengan harga lebih rendah namun berkualitas.

Umur yang masih tergolong remaja mampu ia gunakan untuk mencoba dan belajar. Kegigihan yang ia punya membuka peluang bisnis yang jarang ditangkap oleh remaja di usia yang sama. 

Dengan waktu yang berlimpah, biasanya anak di usia remaja akan mudah sekali terbawa arus. Kebanyakan akan mengikuti pertemanan yang berakhir pada hal negatif.

Memanfaatkan waktu bukanlah hal mudah. Orang tua punya andil besar mengajari anak tentang konsep waktu dan cara memanfaatkan waktu dengan benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun