Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Begini Tahapan Ujian Mendapatkan SIM yang Layak!

5 Juni 2023   15:15 Diperbarui: 5 Juni 2023   15:45 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujian mendapatkan SIM|freepik.com

Pro dan kontra kebijakan Surat Izin Mengemudi (SIM) menyisakan banyak pertanyaan. Apakah sebaiknya memberlakukan SIM seumur hidup atau meninjau ulang proses ujian penerbitan SIM secara berkala?

Kalau saya pribadi, meninjau ulang proses ujian penerbitan SIM harus lebih diutamakan demi ketertiban berlalu lintas. Mari coba kita bahas secara rinci dengan argumen di bawah ini:

Setidaknya ada satu hal yang paling sering dikeluhkan banyak orang, yaitu sulitnya ujian praktik yang dipersiapkan pihak kepolisian. Lantas, para calo yang memang sudah memahami permasalahan menyambut baik peluang emas ini.

Ujian yang pada dasarnya bertujuan untuk menyeleksi pengemudi yang siap tempur. Eh, malah keduluan diseleksi para calo SIM. Alhasil, proses penerbitan SIM menjadi lebih mudah walaupun tidak murah. 

Praktik seperti ini membuat kepercayaan masyarakat berkurang atau malah hilang. Disatu sisi orang-orang ingin mentaati peraturan, disisi lain jalur alternatif menuju jalan pintas selalu tersedia. 

Lalu, mereka yang awalnya ingin mentaati aturan dengan 'terpaksa' memilih jalan pintas. Pokoknya, SIM siap jadi dan bisa dipakai untuk diperlihatkan ketika suatu saat diberhentikan pak polisi di jalan.

Nah, timbul pertanyaan, apa fungsi SIM sebenarnya? apakah cuma untuk diperlihatkan saat razia saja?

Ujian Teori Masukkan Ke Kurikulum SMA

Bagi saya pribadi, ada baiknya rambu-rambu lalu lintas masuk ke dalam kurikulum. Remaja sekolah perlu lebih awal diajarkan tentang cara berlalu lintas melalui buku. Tujuannya satu, agar mereka membentuk pemahaman berlalu lintas lebih baik sebelum memiliki SIM.

Jumlah pengedara motor dari kalangan remaja jumlahnya lumayan banyak. Walau secara aturan mereka belum diperbolehkan membawa motor, data di lapangan memperlihatkan bukti sebaliknya.

Remaja usia sekolah masih sangat awam tentang perihal tata tertib berlalu lintas. Saya sering melihat anak usia sekolah yang tidak menggunakan helm, mengendarai di jalur berlawanan arah, atau bahkan ngebut-ngebutan di jalan.

Kenapa ini seakan seperti dibiarkan? bukankah mereka seharusnya dididik untuk taat berlalu lintas dan tidak menyalahi aturan berlalu lintas di usia yang masih relatif muda.

Jika tata tertib berlalu lintas masuk ke ranah pendidikan, pemahaman tentang lalu lintas setidaknya sudah duluan masuk ke otak para remaja. Ketika waktunya nanti, silahkan berikan ujian yang layak tentang teori berlalu lintas.

Ujian Teori tidak perlu dilaksanakan oleh kepolisian

Untuk mengetahui pemahaman tentang teori berlalu lintas, alangkah baiknya jika ujian teori dibagi kedalam dua tahap. Tahap pertama, calon pelamar SIM bisa mengikuti ujian via online dengan akun dari kepolisian. Tahap kedua, ujian teori dilaksanakan oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan kepolisian.

Kenapa harus dua tahap? 

Begini, menurut hemat saya, pemahaman berlalu lintas dikuasai tidak dalam rentan waktu yang sedikit. Artinya, seseorang harus dengan sebaik-baiknya memahami teori berlalu lintas tanpa menghafal jawaban. 

Jadi, ujian tahap awal cukup untuk membiasakan calon pelamar SIM untuk mengetahui soal-soal. Disini, sertakan modul ujian berbentuk PDF yang bisa diakses dengan mengunduh gratis. ingat ya, GRATISSSSS! 

Kemudian, berikan jarak antara tahap satu dan dua sekitar 2-3 minggu. Dengan jeda yang cukup, calon pelamar SIM hendaknya sudah mampu menguasai bahan ujian berupa teori dasar, seperti: rambu lalu lintas, lajur jalan, etika berkendaraan dan perlengkapan berkendaraan. 

Ketika sudah merasa siap, calon pelamar SIM bisa langsung mendaftar untuk mengikuti ujian teori tahap dua. Nah, ujian tahap selanjutnya akan lebih bijak jika diadakan oleh pihak yang selain kepolisian.

Kenapa? karena untuk menghindari adanya peran calo yang mencari selah untuk menawarkan jasa jalan pintas. Misalnya, ujian teori ini dilaksanakan oleh tim psikolog dan pembuat kurikulum tata cara berlalu lintas.

Ujian hendaknya dibagi kedalam dua sesi: ujian pertama melalui layar komputer dalam ruangan. Kemudian, sesi kedua adalah wawancara yang diadakan oleh tim psikolog.

Kedua ujian ini penting untuk dipertimbangkan. Calon penerima SIM harus layak secara pemahaman lalu lintas dan secara psikologis siap untuk menjadi pengendara yang baik. Kalau dengan ujian teori saja, siapa yang bisa menjamin kepribadian calon pengendara di jalanan?

Sesi wawancara juga tidak perlu lama, cukup 15 menit saja. Awali 5 menit dengan pengisian kuisioner kepribadian, lalu langsung masuk ke sesi wawancara selama 10 menit. Hasil ujian teori dan wawancara kemudian digabungkan untuk memberi penilaian.

Ujian Praktik jangan Dipersulit

Kalau ingin masyarakat taat aturan, buatlah ujian yang mendidik. Misalnya, prosedur ujian praktik terlebih dahulu dijelaskan dalam modul yang bisa diunduh secara online. Biarkan masyarakat lebih terdidik dengan 'dipaksa' membaca modul ujian. 

Di dalam modul, gambarkan ilustrasi berkendaraan sesuai tata tertib, sesuaikan konteks jenis kendaraan (motor dan mobil), dan sisipkan rambu-rambu lalu lintas dalam ilustrasi jalan berbeda (jalan raya, jalan kota, jalan desa).

Berikutnya, setelah modul sudah dikuasai calon pelamar SIM, beri pilihan untuk bebas memilih ujian praktik pada tanggal yang sudah disiapkan. Sertakan waktu ujian, tempat dan jenis kendaraan yang harus dibawa.

Ya, beri keleluasaan bagi pengambil ujian praktik untuk membawa motor atau mobil sendiri. Kemudian, sesuaikan ujian dengan jenis SIM yang hendak diperoleh.

Intinya, antara calon pelamar SIM A dan SIM C sebaiknya diklasifikasikan jenis jalanan dan rambu lalu lintas yang diujiankan. Artinya, pada tahap ini calon pelamar SIM diujiakan sesuai konteks jalanan yang kemungkinan besar dijangkau kedepan.

Ujian praktik SIM|freepik.com
Ujian praktik SIM|freepik.com

Setiap wilayah memiliki gambaran jalanan yang berbeda satu sama lain. Jalanan desa dan kota tentu berbeda, rambu lalu lintas di jalan lurus dan tanjakan juga pasti tidak sama. 

Lantas, apakah semua rambu lalu lintas wajib diujiankan sekaligus? saya rasa tidak! pengendara yang baik akan selalu belajar tentang rambu lalu lintas secara bertahap seiring menguasai jalanan. 

Makanya, ujian praktik cukup disesuaikan dengan konteks jalanan tempat pelamar SIM berasal. Bagaimana jika pengendara suatu saat menempuh jalur yang berbeda? ya, pastinya pengendara yang taat akan mudah menyesuaikan jika ujian teori tahap dua sudah layak diluluskan. 

Penilaian ujian praktik|freepik.com
Penilaian ujian praktik|freepik.com

Apakah ujian praktik mengakomodir mereka yang belum mampu menunjukkan kepiawaian mengemudi? seharusnya demikian! ujian praktik akan lebih bijak diadakan setidaknya sampai 2-3 kali jika calon pelamar SIM gagal. 

Namun, perlu digarisbawahi bahwa antara ujian praktik 1 dan 2 diberi jeda selama paling sedikit 1-2 minggu. Jangan berikan pilihan alternatif ketika hasil menunjukkan tidak layak. 

Agar masyarakat percaya 100% pada kepolisian, sesi ujian wajib divideokan dan calon pelamar bisa mengakses hasil rekaman video secara online. 

Lah, emangnya untuk apa? video ini berguna untuk menunjukkan bagian mana yang belum maksimal sehingga calon pelamar SIM belum layak diluluskan. 

Pada sesi ujian kedua, calon pelamar SIM harus sudah memperbaiki kesalahannya dan mampu menunjukkan kemampuan berkendaraan sesuai prosedur yang berlaku mengikuti ilustrasi modul yang sebelumnya dipelajari secara mandiri.

Ringkasnya, setiap tahapan ujian didesain dengan tujuan mendidik calon pengendara dan pengemudi yang pantas. Oleh karenanya, modul ujian selayaknya diberikan secara GRATIS dan bisa diakses langsung dari smartphone. 

Kalau sistem dan tahapan ujian sudah dibuat dengan terperinci secara jelas, tepat sasaran dan terukur, bukankah mereka yang kemudian mendapatkan SIM jauh mempermudah kerja petugas kepolisian?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun