Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Memperkuat Sektor Ekonomi Lokal dengan Transaksi QRIS antarnegara ASEAN

3 Juni 2023   11:11 Diperbarui: 3 Juni 2023   11:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sistem pembayaran QRIS|freepik.com

Oleh karenanya, sudah sewajarnya wisatawan Indonesia merubah pengalaman berbelanja dengan beralih ke cara lebih mudah, yaitu sistem pembayaran QRIS. Kenikmatan berbelanja dan kenyamanan berwisata bisa diperoleh sekalian, kan? 

kelebihan sistem pembayaran yang diinisiasi Bank Indonesia secara tidak langsung memperkuat nilai Rupiah karena transaksi dilakukan dalam mata uang lokal.

Jika dulu wisatawan harus menukarkan uang ke Dolar sebelum berbelanja, sistem pembayaran QRIS mempersingkat proses transaksi. Konversi nilai tukar uang bisa langsung terkontrol via QRIS.

Bagi pelaku bisnis dalam negeri, adaptasi sistem pembayaran QRIS membuka kemungkinan profit lebih besar. Namun dari itu, kualitas produk perlu diperbaiki dan pelayanan transaksi juga harus dibenah secara cepat.

Micro, small and medium enterprises (MSMEs) sebaiknya cepat membaca peluang kerjasama dengan kehadiran sistem pembayaran QRIS ini. Pelaku usaha kecil dan menengah harus jeli untuk menfasilitasi sistem transaksi ke arah yang lebih baik. 

MSMEs dapat berkolaborasi bersama Bank Indonesia dan membangun konsep belanja baru. Inovasi sistem pembayaran QRIS sepatutnya dijadikan fondasi untuk membenah sistem finansial usaha kecil dan menengah. Sehingga, bisnis kecil secara bertahap mempelajari akses keuangan dan membangun konsep bisnis ke tingkat profesional. 

Berdasarkan data dari Kementerian bidang Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, ada 64.2 juta MSMES yang berkontribusi aktif sebanyak 61% pada Gross Domestic Product (GDP) Indonesia. 97% tenaga kerja Indonesia juga diserap ke dalam sektor MSMEs, sehingga hampir setengah penduduk Indonesia berkontribusi besar untuk peningkatan ekonomi Indonesia.

Sayangnya, dari total 64.2 juta, hanya 17. 5 juta pelaku usaha katagori MSMEs yang sudah masuk ke ekosistem digital dan memanfaatkan e-commerce. Ini menunjukkan bahwa potensi pendapatan sangat mungkin ditingkatkan jika saja pelaku usaha kecil dan menengah masuk ke dalam ekosistem digital.

Pertanyaannya, bagaimana pelaku usaha dalam katagori MSMEs mampu memanfaatkan era digital untuk meraup untung lebih besar?  

Untuk naik ke level atas, pelaku usaha mau tidak mau harus melek teknologi. Pola berjualan yang masih mengandalkan transaksi uang secara fisik membuat jarak transaksi terbatas.

Akibatnya, pebisnis yang sebenarnya punya potensi untuk maju akan terkendala secara finansial. Contohnya, pelaku usaha industri makanan ringan yang gagal mengaplikasikan sistem pembayaran non-tunai saat transaksi bisnis akan tetap berada pada level bawah dan sulit melebarkan sayap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun