Imam Malik merasa sedih, dan memanggil imam Syafi'i saat majlis bubar. Lalu, imam Malik bertanya "Kenapa kamu bermain-main di tengah-tengah pembacaan hadits Rasulullah?"
Imam Syafi'i pun menjawab "Wahai tuanku, tadi aku tidka sedang bermain-main, aku hanya menulis dengan ludahku apa yang Anda sampaikan supaya saya tidak lupa. Sebab, saya seorang fakir yang tidak mempunyai uang untuk membeli kertas dan pena."
Ketika Imam Malik meminta iman Syafi'i untuk kembali menjelaskan apa yang sebelumnya dijelaskan di majlis ilmu, dengan sangat lancar imam Syafi'i mampu menjelaskan ke 40 hadits sebagaimana dijelaskan oleh imam Malik.
Maka tidak heran, imam Syafi'i mampu menghafal kitab Al-Muwattha' karangan iman Malik di umur yang masih sangat muda. Begitulah kelebihan yang diberikan Allah kepada imam Syafi'i.
Kecerdasannya bukan hanya diakui oleh imam Malik saja, bahkan para ulama di masa beliau dan para pemimpin mengakui kecerdasan imam Syafi'i yang mampu menjawab segala jenis pertanyaan dengan sangat jelas.
Kecerdasan imam Syafi'i tidak terlepas dari pengaruh ibunya yang mendidik imam Syafi'i sejak kecil, baik tentang nilai kejujuran dan kemandirian.
Referensi bacaan :Â Biografi Imam Syafi'i, Kehidupan, Sikap, dan Pendapatnya. Karya Abdul Aziz Asy-Syinawi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H