Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 H bertepatan dengan  meninggalnya imam Abu Hanifah. Nama asli imam Syafi'i adalah Muhammad bin Idris. Nasab imam Syafi'i bertemu dengan nasab Rasulullah SAW pada kakek beliau, yaitu Abdu Manaf.
Kakek imam Syafi'i bertemu dengan Rasulullah ketika Rasulullah masih kecil. Adapun bapak imam Syafi'i yaitu Sa'ib adalah pembawa bendera Bani Hasyim dalam perang Badar.
Imam Syafi'i menuntut ilmu di Mekah kepada ahli fikih dan ahli hadits yang ada di kota tersebut. Sampai suatu ketika, imam Syafi'i muda hijrah ke Madinah untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi.
Imam Syafi'i mampu menghafal kitab karangan imam Malik. Sehingga, di umur yang masih muda, imam Syafi'i berniat menemui imam Malik untuk belajar ilmu fikih dari beliau.
Kepergian imam Syafi'i ke Madinah dibekali dengan surat wasiat dari walikota Mekah untuk diberikan ke walikota Madinah. Namun, sebelum berangkat, imam Syafi'i meminta nasehat pada ibunya.
"wahai ibu, berilah nasihat kepadaku" ucap imam Syafi'i kepada ibunya.
Ibunya berkata, "Wahai anakku, berjanjilah kepadaku untuk tidak berdusta."
Imam Syafi'i pun menjawab "Saya berjanji kepada Allah lalu kepadamu untuk tidak berdusta."
Lalu, ia pergi dan keluar bersama rombongan untuk menuju Madinah. Di saku bajunya yang dijahit di sela-sela baju ada uang 400 dirham.
Di tengah perjalanan, rombongan itu dicegat oleh kawanan perampok. Harta dan perhiasan yang dibawa dirampas. Sampai pada giliran imam Syafi'i, para perampok mulai mengintrogasi.