Test of English as a Foreign Language (TOEFL)Â adalah salah satu jenis tes bahasa Inggris yang dipakai untuk mengukur kemampuan berbahasa.Â
Khususnya di Indonesia, jenis TOEFL yang paling sering dipakai adalah paper-based. Alasan utama mahasiswa mengambil TOEFL adalah untuk mendapatkan skor tertentu sebagai syarat sidang di kampus.
Adapun TOEFL ITP termasuk dalam katagori paper-based, dimana kegunaannya hanya sebagai syarat administrasi semata. Baik itu untuk administrasi beasiswa atau keperluan kampus.Â
Apakah skor yang diperoleh dari tes TOEFL bisa dianggap akurat?
Skor untuk jenis TOEFL paper-based seperti ITP berkisar antara 310-677. Di kebanyakan kampus, syarat untuk sidang yaitu antara 400-500. Lalu, jika seorang mahasiswa bisa mendapatkan skor 500, apakah secara otomatis kemampuan bahasa Inggrisnya bagus?
Nah, perlu dipahami bahwa skor TOEFL tidak serta merta merefleksi kemampuan bahasa Inggris secara meyeluruh. Terkhusus untuk TOEFL jenis paper-based, relevansi antara skor dan kelancaran berbahasa tidak bisa dijamin.
Berbeda pada jenis TOEFL Internet-Based Test (IBT) yang memiliki struktur soal mewakili keempat skil (Listening, Reading, Speaking dan Writing. Keakuratan skor dan kemampuan individu lebih terjamin.
Banyak orang yang memiliki pola pikir salah tentang skor TOEFL. Skor 550 di TOEFL ITP Â tidak menjamin orang tersebut mampu menggunakan bahasa Inggris dengan baik.Â
Kenapa? karena struktur soal pada TOEFL ITP hanya ada tiga: Listening, Structure, dan Reading. Ketiga bagian ini hanya mengetes kemampuan berbahasa Inggris secara teoritis saja.Â
Jadi, skor tinggi tidak identik dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Apalagi ketika berkaitan dengan skil Speaking dan Writing. Keduanya menuntut seseorang untuk mampu mengaplikasikan kaedah berbahasa yang benar dalam berbicara dan menulis.Â