Penumpukan populasi pada kawasan kota perlu ditinjau, dikaji, dan dianalisa untuk membuat satu kebijakan terstruktur. Efek jangka panjang akan ditanggung oleh semua orang, tidak terkecuali pada penduduk kota semata.
Artinya, bagaimana caranya kestabilan populasi pada berbagai daerah, baik desa dan kota, perlu dipertimbangkan dengan bijak. Kemerataan pembangunan adalah satu diantara banyak solusi yang bisa dilakukan.
Konsep penumpukan pekerjaan di perkotaan tanpa disadari merubah banyak hal. Tata kota dan kelestarian alam harus dibangun secara berdampingan agar ekosistem alam tidak rusak.
Pada kawasan pedesaan, akses pekerjaan seharusnya dipikirkan dengan meninjau aspek geografis. Misalnya, kawasan dengan lahan pertanian yang luas hendaknya menyediakan akses sekolah pertanian, teknologi dan penelitian terampil.
Dengan cara ini, populasi penduduk mampu dijaga dan ekosistem pertanian juga terus dipelihara. Anak-anak muda tidak perlu keluar desa untuk belajar tentang pertanian karena semua fasilitas ada disana, termasuk akses pada penelitian dengan teknologi mutakhir.Â
Begitu pula dengan kawasan laut, sekolah perikanan dan akses pekerjaan sesuai geografis alam mesti dikedepankan. Kampus tidak lagi harus menumpuk di perkotaan, sebaliknya ijin pembukaan institusi pendidikan harus merujuk pada kebijakan menjaga alam dan produktifitas penduduk berlandaskan geografis area setempat.
Penduduk di pedesaan diberi insentif untuk menjaga jumlah populasi dengan jaminan sekolah berbasis keilmuan dan keahlian yang siap ditampung pada jenis pekerjaan yang sudah dipetakan 20-30 tahun kedepan.
Perusahaan kecil bergerak pada bidang penelitian sebaiknya dibangun di kawasan yang sesuai. Struktur Jenis pekerjaan lebih baik merujuk pada letak geografis dan keunggulan kawasan setempat.
Pakar pada bidang yang dibutuhkan langsung dipetakan dan dipersiapkan merujuk pada populasi setempat. Jadi, tidak ada lagi istilah tidak adanya pakar yang berasal dari kawasan setempat. Sehingga, para pakar tidak hanya terpusat pada kawasan kota saja.
Kemajuan tidak selamanya harus berbentuk bangunan tinggi dengan pusat hiburan terpampang mewah. Sebenarnya, ilusi pembangunan menyebabkan efek samping pada siklus alam.
Banyak orang yang tidak menyadari betapa jargon pembangunan bak musuh dalam selimut. Ibarat fatamorgana yang terlihat meyakinkan dari jauh, namun pada hakikatnya hanya ilusi.