Memori masih kecil perlahan menuju sebuah gubuk kecil kawasan persawahan. Disana terdapat sebuah kolam yang ditempati banyak ikan. Ya, sekitar 25 tahun yang lalu saat ikan masih bebas bermain di persawahan, suasana kampung halaman begitu mengasikkan.
Teringat ketika masa liburan sekolah, orang tua membawa kami ke kampung halaman. Pada masa tanam padi, kami terbiasa untuk ikut ke pematang sawah menikmati segarnya udara dan kebebasan bermain.
Pancingan yang terbuat dari batang kedondong sengaja disiapkan. Ikan-ikan gabus sangat mudah terdeteksi di dalam sawah. Anak-anak di perkampungan memang terkenal lihai memancing ikan saat musim tanam datang.Â
Sebuah gubuk kecil yang dipakai untuk tempat peristirahatan petani, di sampingnya mudah ditemukan kolam berukuran kecil. Disana, kami saling bertukar pancingan untuk mencoba keberuntungan.
Ikan-ikan masa itu sangat bebas bermain. Habitatnya hampir merata di penjuru sawah. Â Pemakaian pupuk pertanian tidak sampai membuat ikan teler dan malas menyapa.Â
Terkadang, pancing-pancing sengaja ditancapkan di pematang sawah. Keesokan harinya, puluhan ikan siap dipanen untuk dimasak menggunakan minyak kelapa.Â
Minyak sawit kala itu belum menyapa penduduk di perkampungan. Kelapa tua diproses sehingga menghasilkan minyak kelapa murni yang sehat dikonsumsi.Â
Penyakit diabetes dan asam urat tidak pernah terdengar, apalagi kanker, stroke dan sejenisnya. Semua yang dikonsumsi hampir boleh dikatakan menyehatkan tubuh. Dari sayuran hingga buah segar hasil berkebun.Â
Mobil pribadi masih masuk katagori kendaraan mewah. Sepeda motor pun hanya beberapa saja. Akhirnya, berjalan kaki menjadi sebuah kebiasaan penduduk kampung ketika saling mengunjungi.Â
Suasana kampung halaman begitu indah dan tentram. Kelapa muda segar masih bebas dipetik di pekarangan rumah. Hampir tidak ada orang yang menjual kelapa muda saat itu. Jika mau, ya tinggal petik saja sepuasnya.