Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hikmah Silaturrahmi Lebaran yang Jarang Disadari

24 April 2023   14:59 Diperbarui: 24 April 2023   15:04 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya mengunjungi beberapa rumah untuk bersilaturrahmi. Tujuan paling pertama adalah rumah seorang guru agama, tepatnya guru ngaji.

Saya mendapatkan banyak pelajaran tentang makna hidup selagi berada di rumah guru ngaji.

Pertama, tamu yang datang usianya jauh diatas usia saya. Jadinya, banyak petuah atau pelajaran hidup yang bisa saya simak.

Kedua, setiap tamu memiliki profesi berbeda. Dalam konteks saya ketika berlebaran, ada pegawai negara, pensiunan, tukang bangunan, dan tukang perbengkelan .

Dari mereka, saya bisa belajar banyak tentang makna kehidupan, umur dan memaknai profesi sebagai jalur rejeki.

Ada satu orang tamu berumur 75 tahun, tapi sangat terlihat sehat. Ingatannya baik, berbicara dengan lancar, dan terlihat lebih muda.

Di sebelahnya, seorang pensiunan pegawai terpaut usia 10 tahun lebih muda, namun kelemahannya cepat lupa. Begitu tuturnya menjelaskan bahwa roda kehidupan berputar.

Sambil duduk menikmati secangkir kopi, guru ngaji saya menceritakan kisah seorang muridnya yang dipermainkan oleh keluarganya.

Harta yang seharusnya menjadi miliknya dijual oleh saudara-saudaranya. Alhasil, harta warisan pun tidak didapatnya.

Uniknya, anak ini taat kepada orang tuanya. Ia memuliakan kedua orang tuanya dengan baik. Pun demikian, ia tidak pernah mempermasalahkan apa yang diperlakukan saudaranya ke dia.

Apa yang terjadi kemudian? Ternyata, Allah bukakan pintu rejeki dari cara yang lain. Kata guru ngaji saya, inilah salah satu hikmah berlaku baik pada kedua orang tua.

Terkadang, Allah menguji dengan mengambil harta dari satu tempat, lalu membuka pintu rejeki dari tempat yang lain. Intinya, jangan pernah berburuk sangka pada Allah.

Cerita kedua, seorang Ibu yang sudah berumur yang lebih Memilih menetap pada rumah putri bungsunya. 

Sementara, anak-anak yang lain sedikit iri kepada adik bungsu. Memang si ibu sudah berumur 80 lebih, cara bicaranya juga sesekali tidak beraturan.

Akan tetapi, rumah si bungsu menjadi tempat favorit si ibu ini. Cucunya menawarkan keceriaan padanya.

Sebagai seorang pensiunan pegawai, gaji yang masih ia terima dipakai untuk merawatnya oleh sang anak.

Anak-anak yang lain juga berinisiatif mengumpulkan uang untuk biaya kehidupan sang ibu. Tetap saja, kemauan sang ibu menetap pada rumah anak paling bungsu.

Nah, guru ngaji saya mengatakan, turutilah kemauan ibumu selama ia tidak menyalahi syariat. Senangkan hatinya dan hidupmu akan bahagia.

Ada banyak hal yang tidak masuk akal dalam hidup ini. Hanya keyakinan yang mampu menjawabnya. Faktor sebab-akibat memang berlaku, tapi jangan lupa banyak hal yang terjadi tanpa penjelasan.

Berbakti pada orang tua bisa dalam bentuk apa saja. Salah satu yang paling kecil adalah dengan membuat hatinya senang. Tentu saja harganya tidak mahal dan mudah dilakukan. 

Sayangnya, banyak anak yang egonya besar, gengsinya lumayan, dan ga mau susah. Akhirnya, untuk mengunjungi seorang ibu saja harus dipikirkan lama-lama.

Ada juga yang begitu takut kehabisan harta. Akhirnya, ibu dan ayah yang masih hidup ditelantarkan dan jarang dikunjungi, apalagi dikirimkan uang.

Ya, biasanya anak yang seperti itu hidupnya akan kesusahan. Harta yang ia kumpulkan akan hilang ditelan bumi. Memang di awal terlihat kaya raya, tapi kemudian lenyap seketika.

Sebaliknya, ada banyak kisah tentang anak-anak yang berbakti pada orang tua. Hidupnya biasa saja, harta tidak ada, pekerjaan seadanya.

Menariknya, merekalah yang paling berkah hidupnya. Ada saja rejeki yang datang dari Jalan tak terduga. Orang-orang seperti ini mendapat percikan doa dari menyenangkan hati kedua orang tua.

Jika ingin umur berkah, berbuat baiklah pada orang tua. Kunjungi mereka selagi mampu dan berbagilah selagi ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun