Hari ini saya mengunjungi beberapa rumah untuk bersilaturrahmi. Tujuan paling pertama adalah rumah seorang guru agama, tepatnya guru ngaji.
Saya mendapatkan banyak pelajaran tentang makna hidup selagi berada di rumah guru ngaji.
Pertama, tamu yang datang usianya jauh diatas usia saya. Jadinya, banyak petuah atau pelajaran hidup yang bisa saya simak.
Kedua, setiap tamu memiliki profesi berbeda. Dalam konteks saya ketika berlebaran, ada pegawai negara, pensiunan, tukang bangunan, dan tukang perbengkelan .
Dari mereka, saya bisa belajar banyak tentang makna kehidupan, umur dan memaknai profesi sebagai jalur rejeki.
Ada satu orang tamu berumur 75 tahun, tapi sangat terlihat sehat. Ingatannya baik, berbicara dengan lancar, dan terlihat lebih muda.
Di sebelahnya, seorang pensiunan pegawai terpaut usia 10 tahun lebih muda, namun kelemahannya cepat lupa. Begitu tuturnya menjelaskan bahwa roda kehidupan berputar.
Sambil duduk menikmati secangkir kopi, guru ngaji saya menceritakan kisah seorang muridnya yang dipermainkan oleh keluarganya.
Harta yang seharusnya menjadi miliknya dijual oleh saudara-saudaranya. Alhasil, harta warisan pun tidak didapatnya.
Uniknya, anak ini taat kepada orang tuanya. Ia memuliakan kedua orang tuanya dengan baik. Pun demikian, ia tidak pernah mempermasalahkan apa yang diperlakukan saudaranya ke dia.