Prioritas harus dikalkulasi berdasarkan besaran dana. Pos pengeluaran yang tidak terlalu penting boleh dikesampingkan lebih dulu. Misalnya, jika uang cukup, boleh saja membeli baju baru untuk anggota keluarga.Â
Akan tetapi, pada saat alokasi dana minim, sebaiknya sesuaikan dengan kemampuan. Prioritaskan bagi anggota keluarga yang memang sangat membutuhkan baju.Â
Ini tidak mudah dilakukan tanpa musyawarah bersama. Kepala keluarga harus punya inisiatif untuk mengelola dana melalui kesepakatan bersama.Â
Sehat secara finansial terdengar mudah hanya jika dipahami dengan benar. Banyak keluarga yang terpaksa berhutang karena tidak adanya perhitungan dari awal.
Intinya, pahami dulu tipikal pengeluaran keluarga, kalkulasi pengeluaran merujuk pada pos tertentu, urutkan skala prioritas dan rencanakan keuangan menyesuaikan pendapatan.Â
Jika pendapatan kecil, jangan memaksakan diri untuk terlihat kaya. Sebaliknya, dengan pendapatan besar, hindari berfoya foya karena ingin pamer.
Terkadang, ada anggota keluarga yang ingin terlihat keren dan mapan saat mudik. Akhirnya, pos pengeluaran membengkak di jalur yang salah. Contohnya, ganti HP, beli mobil baru, atau beli baju dengan harga mahal.
Bulan ramadan tidak ditujukan sebagai ajang pertunjukan kekayaan. Berlebih-lebihan malah membuat tujuan berpuasa bergeser dari porosnya.Â
Kondisi keuangan yang baik selayaknya ditempatkan pada kondisi yang benar. Alangkah lebih bijak untuk berbagi ke sesama agar momen lebaran lebih bermakna.Â
Ya, bergaya boleh saja selama tidak untuk menunjukkan kelebihan. Takutnya malah jadi riya. Kan rugi puasa 30 hari berujung pamer di hari raya.Â
Kondisi keuangan setiap keluarga berbeda-beda. Yang terpenting adalah tidak bersikap berlebih-lebihan dan bijaksana dalam mengatur pengeluaran.Â