Siapa sangka, ternyata Ali menghafal 30 juz Al-Quran. Selain itu, ia juga banyak menghafal hadis. Penampilannya biasa saja dan selalu merendah.
Jika ada kajian di masjid sesama warga timur tengah, Ali hanya duduk dan mendengar saja. Akan tetapi, ketika ada beda pendapat atau butuh penjelasan lebih lanjut, ia pasti jadi rujukan.Â
Karena saya lumayan sering bergabung dengan komunitas mahasiswa internasional, saya setidaknya mengenal Ali dengan baik. Ia mendapat beasiswa dari kampus nomor satu di Taiwan, National Taiwan University (NTU).
Saya setiap hari melintasi kampus NTU ketika hendak ke masjid. Bangunan kampus NTU mirip dengan kampus-kampus di Amerika. Sangat khas dengan bata merahnya dan taman yang luas.Â
Ali merupakan pribadi yang bersahaja. Dia tidak akan mengutarakan pendapatnya sebelum dipersilahkan. Uniknya, ketika ia berbicara dan menjelaskan terlihat jelas betapa luasnya ilmu yang ia miliki.Â
Bahkan, seorang teman asal Yordania yang merupakan pengajar Al-Quran mengakui dalamnya ilmu Ali. Beberapa lainnya juga tak segan menanyakan tentang sesuatu yang tidak dipahami.Â
Di lain kesempatan, saya pernah berjumpa dengan muslim asal Kanada yang kebetulan saat itu sedang penelitian di Taiwan. Darinya juga saya sedikit tahu tentang kehidupan muslim di Kanada.Â
Ada juga warga timur tengah yang menikah dengan warga Taiwan. Jumlah muslim di Taiwan tidak banyak. Di kota Taipei saja hanya ada dua masjid.Â
Beberapa kali saya pernah ikut menyalati jenazah muslim di masjid besar kota Taipei. Pemakaman khusus untuk muslim juga ada disana.Â