Sesuatu yang dimulai dengan kebohongan akan berakhir dengan kebohongan lainnya. Rata-rata orang yang suka berbohong, hidupnya sengsara. Satu kebohongan yang dilakukan membawa efek buruk dalam hidup. Waspadalah!
Termasuk orang-orang yang berjanji, tapi tidak menepati janjinya. Mereka tidak menepati omongannya dan menganggapnya biasa saja. Pada kenyataannya, mereka mendhalimi diri sendiri.
Efek berbohong memang tidak langsung dirasakan. Akumulasi dari kebohongan menyebabkan hidup seseorang morat marit. Di awal terlihat baik-baik saja, namun pada saatnya akan terbuka.Â
3. Riya
Penyakit yang satu ini sangatlah halus. Kadang kita tidak menyadari ketika tenggelam di dalamnya. Ukuran riya sulit ditentukan, namun riya bisa diukur dari dorongan ibadah. Apakah untuk memperlihatkan ke orang lain, atau memang karena Allah.
Biasanya, penyakit riya mudah hinggap pada orang yang suka pujian. Apalagi, di jaman media sosial, sebuah foto atau video bisa dengan mudah berakhir pada riya.
Ya, kita bisa mengukurnya sendiri, apakah terselip keinginan untuk dipuji ketika memperlihatkan pada orang lain. Urusan ibadah memang kembali pada ranah privasi, tapi perlu juga dicek keadaan hati, mungkin ingin dipuji orang ramai.Â
Riya tentu berbahaya. Amalan atau ibadah karena riya tidak membawa kebaikan bagi pelakunya. Bahkan, riya bisa memakan amalan. Artinya, jika terbesit riya dalam hati, ibadah hanya akan sia-sia belaka.Â
Ibadah yang dilakukan haruslah ikhlas karena Allah. Ikhlas itu hanya individu yang mengetahui dan Allah yang maha mengetahui niat yang terbesit dalam hati hambanya.Â
Oleh karenanya, hindari memamerkan ibadah di media sosial. Lagi-lagi, niat tiada yang tau, tapi riya itu halus sekali. Lebih baik menghindari daripada mengobati. Riya itu obatnya susah sekali, bahkan sulit diobati.Â
4. Tamak [rakus]
Sebagaimana riya, tamak juga patut diwaspadai. Ketamakan yang hinggap pada manusia mudah membawa pada kehancuran. Tamak bermakna mencintai harta secara berlebihan dengan keinginan yang berkelanjutan.
Sifat tamak ini masuk pada katagori penyakit hati yang sulit disembuhkan. Orang yang tamak biasanya tidak mengenal kata cukup. Ia menumpuk harta terus menerus.Â