Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tiga Disiplin dalam Bulan Ramadan

29 Maret 2023   07:52 Diperbarui: 29 Maret 2023   08:03 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hikmah dari berpuasa adalah melatih disiplin diri. Puasa dalam konteks yang lebih luas tidak hanya bagaimana seseorang menahan lapar dan dahaga.

Disiplin Shalat Berjamaah

Momen puasa menghadirkan suasana berbeda. Shalat berjamaah di bulan puasa memberi banyak keistimewaan. Hendaknya setiap orang melatih diri untuk mampu menggerakkan langkah setiap waktu ke masjid. 

Selama 30 hari jika mampu mendisiplinkan diri, seseorang bisa membentuk rutunitas shalat berjamaah dengan baik. Tentunya, ini tidak mudah dilakukan kecuali selalu disiplin tepat waktu ke masjid saat mendengar azan.

Selain pahala yang berlipat ganda, shalat berjamaah memberi banyak faedah dalam kehidupan kita. Diantaranya, keberkahan hidup yang terjamin, kelapangan rejeki, dan kemudahan dalam segala hal. 

Disamping itu, shalat berjamaah mengajarkan kita untuk memperkuat ukhuwah sesama muslim. Kita bisa saling mengenal ke sesama dalam masjid, mendengar tausiyah yang menambah wawasan, serta membangun kekompakan dalam hal saling membantu.

Shalat berjamaah mengajarkan kita arti kekompakan dalam hidup, disiplin mengikuti perintah dengan taat pada pemimpin yang adil, disiplin dalam kesabaran menjalankan pekerjaan bersama-sama tanpa mengeluh. 

Disiplin Melakukan Kebaikan

Tanpa disadari, bulan puasa melatih kita untuk mampu berbuat kebaikan setiap saat. Kebaikan sebenarnya akan berpulang pada individu. Semakin banyak kebaikan yang kita sebarkan, semakin melimpah rahmat Allah yang kita terima. 

Sejatinya, dalam bulan yang penuh rahmat ini, kita bisa mendisiplinkan diri untuk terus berbuat kebaikan kepada sesama. Akan lebih baik jika ada target kebaikan yang ingin dikerjakan.

Misalnya, berapa anak yatim yang bisa kita bantu dalam sebulan dengan jumlah uang semampunya, berapa paket makanan yang bisa kita sedekahkan, atau seberapa banyak waktu luang yang bisa kita beri manfaat kepada orang lain.

Seorang dokter bisa mengratiskan praktiknya seminggu 1-2 kali bagi fakir miskin, seorang nelayan bisa menghadiahkan ikan pada keluarga miskin, seorang guru bisa memberikan kelas gratis bagi anak-anak terlantar.

Betapa banyak pahala yang bisa diraih setiap harinya dengan melakukan kebaikan-kebaikan kecil sesuai profesi kita masing-masing. Bahkan, seorang jurnalis bisa menuliskan berita yang mengandung kebaikan untuk memotivasi orang banyak.

Disiplin Meninggalkan Maksiat

Diantara penghambat rejeki adalah maksiat. Di bulan puasa, kita bisa melatih diri untuk menahan gejolak hasrat atau kemauan yang tidak baik. Nafsu yang dikekang membuat keinginan bermaksiat berkurang.

Jika sebelum puasa masih berbicara keburukan orang, maka ketika bulan ramadan kita hindari melakukannya. Jikalau di bulan sebelumnya masih mencari rejeki dengan cara yang tidak baik, fokuslah mencari rejeki yang halal.

Kedisiplinan meninggalkan maksiat akan membuat hidup lebih berkah, tentram dan terbukanya pintu rejeki. Allah membuka pintu kemaafan selama bulan ramadan seluas-luasnya. Ini adalah momen terbaik untuk melatih diri untuk menjaga tubuh dari berbuat maksiat kepada Allah.

Maksiat ada yang tampak dan ada yang tersembunyi. Maksiat seperti mencuri, mendhalimi orang, mempersulit urusan orang lain, berkata buruk, semuanya terlihat.

Sedangkan maksiat yang tersembunyi seperti iri hati, dengki dan dendam malah lebih berbahaya bagi seorang hamba. Kenapa? karena maksiat seperti ini akan memakan amalan baik seseorang.

Betapa banyak hamba yang kelak di akhirat ketika ditimbang amalannya, tidak ada yang mereka dapat. Sebabnya adalah, perkataan mereka yang menyakitkan orang lain, sering menfitnah sesama, iri hati pada kehidupan orang lain.

Hal-hal kecil yang mungkin kita spelekan berdampak buruk kelak di akhirat. Oleh karenanya, selama ramadan usahakan untuk mengikis kemaksiatan secara perlahan.

Maksiat itu diibaratkan seperti setitik noda. Jika titik-titik noda terus dibiarkan setiap hari, maka ia akan bertambah besar dan sulit dibersihkan saat menumpuk. 

Adapun ketika kita rutin beristighfar, noda-noda kecil ini mudah dibersihkan. Hendaknya, dalam bulan puasa kita memperbanyak istighfar pagi dan malam, mengharap ampunan pada sang ilahi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun