Misalnya, berapa anak yatim yang bisa kita bantu dalam sebulan dengan jumlah uang semampunya, berapa paket makanan yang bisa kita sedekahkan, atau seberapa banyak waktu luang yang bisa kita beri manfaat kepada orang lain.
Seorang dokter bisa mengratiskan praktiknya seminggu 1-2 kali bagi fakir miskin, seorang nelayan bisa menghadiahkan ikan pada keluarga miskin, seorang guru bisa memberikan kelas gratis bagi anak-anak terlantar.
Betapa banyak pahala yang bisa diraih setiap harinya dengan melakukan kebaikan-kebaikan kecil sesuai profesi kita masing-masing. Bahkan, seorang jurnalis bisa menuliskan berita yang mengandung kebaikan untuk memotivasi orang banyak.
Disiplin Meninggalkan Maksiat
Diantara penghambat rejeki adalah maksiat. Di bulan puasa, kita bisa melatih diri untuk menahan gejolak hasrat atau kemauan yang tidak baik. Nafsu yang dikekang membuat keinginan bermaksiat berkurang.
Jika sebelum puasa masih berbicara keburukan orang, maka ketika bulan ramadan kita hindari melakukannya. Jikalau di bulan sebelumnya masih mencari rejeki dengan cara yang tidak baik, fokuslah mencari rejeki yang halal.
Kedisiplinan meninggalkan maksiat akan membuat hidup lebih berkah, tentram dan terbukanya pintu rejeki. Allah membuka pintu kemaafan selama bulan ramadan seluas-luasnya. Ini adalah momen terbaik untuk melatih diri untuk menjaga tubuh dari berbuat maksiat kepada Allah.
Maksiat ada yang tampak dan ada yang tersembunyi. Maksiat seperti mencuri, mendhalimi orang, mempersulit urusan orang lain, berkata buruk, semuanya terlihat.
Sedangkan maksiat yang tersembunyi seperti iri hati, dengki dan dendam malah lebih berbahaya bagi seorang hamba. Kenapa? karena maksiat seperti ini akan memakan amalan baik seseorang.
Betapa banyak hamba yang kelak di akhirat ketika ditimbang amalannya, tidak ada yang mereka dapat. Sebabnya adalah, perkataan mereka yang menyakitkan orang lain, sering menfitnah sesama, iri hati pada kehidupan orang lain.
Hal-hal kecil yang mungkin kita spelekan berdampak buruk kelak di akhirat. Oleh karenanya, selama ramadan usahakan untuk mengikis kemaksiatan secara perlahan.
Maksiat itu diibaratkan seperti setitik noda. Jika titik-titik noda terus dibiarkan setiap hari, maka ia akan bertambah besar dan sulit dibersihkan saat menumpuk.Â
Adapun ketika kita rutin beristighfar, noda-noda kecil ini mudah dibersihkan. Hendaknya, dalam bulan puasa kita memperbanyak istighfar pagi dan malam, mengharap ampunan pada sang ilahi.Â