Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa sebagai Sarana Meningkatkan Ibadah

28 Maret 2023   11:00 Diperbarui: 28 Maret 2023   11:10 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tadi sesaat sebelum tarawih, imam memberi sedikit tausiyah. Katanya, jika ibadah kita tetap biasa-biasa saja selama bulan ramadan, maka sungguh kita merugi.

Kadar amalan haruslah ditingkatkan. Jangan menanggapi ramadan seadanya saja tanpa inkhtiar untuk melebihkan amalan. Jika seperti itu, kita termasuk golongan orang yang sombong?

Loh, kok sombong?

Begini, kata pak imam, dengan segala keagungan ramadan dan keberkahan di dalamnya, bukankah lebih dari cukup untuk meyakinkan diri kita beribadah lebih banyak. 

Ilustrasinya seperti ini, jika di perusahaan tempat kita bekerja ada sebuah pengumaman penting:

" bulan Maret sampai April semua karyawan akan mendapat bonus 10 kali lipat dari biasanya, ditambah paket liburan ke Jepang dan New Zealand bersama keluarga. Syaratnya kinerja harus meningkat tajam dalam satu bulan "

Apa yang muncul di benak kita saat mendengar pengumuman tersebut? senang atau sedih? biasa saja atau sangat bahagia?

Orang yang masih waras pasti sangat gembira dan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas kerja. Jika biasanya hanya mengerjakan beban kerja pribadi, maka kedepan akan berusaha lebih.

Artinya, ada dorongan untuk bekerja maksimal dari bulan biasanya untuk mendapatkan bonus 10 kali lipat dan paket liburan bersama keluarga. Bukankah itu wajar ?

Nah, bayangkan bagaimana Allah 'mengumumkan' pahala amalan di bulan puasa yang berkali lipat. Bahkan, dosa diampuni, amalan diberi ganjaran lebih dan jaminan surga lagi.

Jika manusia sudah tahu dan mampu memahaminya, lantas kenapa masih ada yang enggan beribadah?

Bukankah itu lucu dan sombong?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun