Tiga hari yang lalu saya mengunjungi Gramedia untuk mencari beberapa buku. Pandangan saya tertuju pada tumpukan buku karya Tere Liye yang luar biasa banyak.
Buku-buku novel karya Tere Liye ini terletak pada posisi strategis yang jelas terlihat saat dilewati. Sesaat saya terpikir, berapa jam per hari yang dialokasikan penulis untuk menghasilkan karya seperti ini.
Jujur, saya belum pernah membaca novel karya Tere Liye, namun untuk buku anak saya sudah pernah membacanya. Isinya memang memicu imajinasi yang sarat makna.Â
Contoh seperti buku Apel Emas yang memberi pelajaran sarat makna tentang cara merawat bumi dan ketamakan manusia. Bagi saya, buku ini sangat baik untuk dibacakan buat anak agar memahami cara menjaga planet bumi.Â
Tere Liye bisa dikatakan penulis yang sangat aktif menerbitkan buku. Sejak 2005 ia telah aktif menulis, dimulai dengan novel Hafalan Sholat Delisa yang kemudian berakhir menjadi film drama dengan syuting keseluruhan di Aceh.
Setidaknya, total karya tere Liye sudah mencapai minimal 50 buku. Setiap tahun, ada saja karya yang ia torehkan. Sungguh produktif hari-harinya berkutat dalam literasi.
Tidak terbayang berapa juta orang yang sudah menikmati bacaan karyanya. Belum lagi berapa manfaat yang sudah diperoleh banyak orang dari setiap tulisannya. Pastinya, ini sebuah investasi amal yang tak pernah putus.Â
kalau Tere Liye saja bisa menghasilkan karya setiap tahun, kenapa kita tidak mampu?
Ah, jawab sendiri saja lah. Saya sulit mencari jawabannya. hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H