Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Strategi Aktif Menulis di Bulan Puasa

23 Maret 2023   09:31 Diperbarui: 23 Maret 2023   09:42 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 1 perencanaan menulis. Dokpri

Bulan yang mulia akhirnya tiba! umat muslim di dunia menyambut bulan suci ramadan dengan kegembiraan. Bulan yang agung penuh keberkahan bagi setiap orang.

Di bulan puasa, segala amalan mendapat ganjaran berlipat ganda. Oleh karenanya, alangkah lebih baik untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin pada bulan ini.

Adapun menulis bisa dijadikan sebagai sumber pahala. Ya, dengan menuliskan banyak hal yang bermanfaat bagi orang lain tentunya. Apa saja yang mengandung unsur positif dan bisa diambil manfaaat oleh siapa saja, maka tuliskan saja. 

Bagaimana caranya agar bisa produktif menulis di bulan puasa ?

Walaupun puasa menyerap energi kala beraktifitas, ini bukan berarti menghalangi untuk menulis. Jika di bulan lain umat muslim bebas makan dan minum ketika menulis, sejatinya di bulan puasa tanpa makan dan minum sekalipun, kita masih bisa tetap aktif menulis. 

1. Buat Target Menulis

Penulis yang baik adalah mereka yang memiliki target menulis yang terarah. Menulis, selain butuh waktu, juga membutuhkan ide. Nah, dengan target menulis, setiap orang bisa lebih mudah menyiapkan ide lebih dini.

Ide menulis pada dasarnya tidaklah sulit ditemukan. Fenomena alam, pengalaman, dan segala aktivitas keseharian bisa dijadikan sumber ide tulisan. Hal yang lebih penting adalah, membangun kepekaan agar ide mudah ditangkap ketika datang. 

Target menulis dalam bulan puasa baiknya ditentukan jauh-jauh hari. Misalnya, apakah ingin menulis satu artikel per hari atau lebih. Katakanlah kita ingin menulis satu artikel, kemudian tentukan waktu terbaik untuk menulis. 

Dalam hal ini, waktu juga membantu kita untuk lebih fokus saat menulis. Jika terbiasa bangun lebih awal sebelum sahur, satu jam sebelumnya akan sangat baik untuk menulis. 

Awal waktu pagi, khususnya sebelum sahur bisa dijadikan waktu ideal menulis. Namun, ada baiknya untuk mandi terlebih dahulu agar tubuh lebih segar. 

Tuliskan target tulisan pada selembar kertas dan tempelkan di area yang mudah dilihat. Tujuannya agar setiap harinya fokus pada target yang sudah ditentukan. 

Bagi yang mau menulis tiga artikel per hari, carilah waktu yang produktif dan efesien untuk menulis. Kapan saja? kalau menurut saya pribadi, waktu paling baik itu ada di awal pagi. Sebisa mungkin menuliskan setidaknya dua artikel di pagi hari. 

Satu artikel sebelum sahur dan satunya lagi sebelum beraktifitas. Untuk artikel ketiga, carilah waktu di selah-selah kesibukan, mungkin sesaat setelah dhuhur atau ashar. 

Untuk ketiga waktu ini, usahakan untuk konsisten setiap hari. Apapun keadaannya, tetap menulis di waktu yang sudah ditentukan. Contohnya, jam 4:30 pagi, jam 7:00 pagi dan 2:30 sore. Intinya, alokasikan waktu terperinci untuk menulis. 

2. Alokasi Waktu Menulis

Seberapa lama anda menulis per artikel? jawabannya, bisa sangat tergantung jenis artikel yang ditulis. Artikel yang memaparkan aktivitas sehari-hari tentu tidak memakan banyak waktu, 20-40 menit lebih dari cukup untuk 300-600 kata.

Namun, jenis artikel yang menuntut kita untuk mendalami apa yang ditulis membutuhkan waktu lebih lama. Apalagi, jika kita harus merujuk pada beberapa sumber dan diharuskan untuk membaca dan memahami lebih dulu.

Untuk itu, alokasikan waktu menulis lebih lama untuk jenis artikel yang lebih berkualitas. Saya pribadi memilih waktu di awal pagi untuk menuliskan artikel yang membutuhkan riset dan membuat kesimpulan. Setidaknya 1-2 jam/hari. 

Cara lain adalah dengan membagi waktu. Pertama, lakukan riset dengan seksama. Kedua, buat poin yang ingin ditulis. Ketiga, buat rangkuman tulisan. Proses ini juga sangat tergantung pada kemampuan membaca, mengambil kesimpulan, dan mencari korelasi. 

Anggaplah kita membutuhkan waktu satu jam untuk tahap ini, lalu berikutnya tinggal eksekusi menjadi sebuah tulisan. Waktunya bisa kita sesuaikan, boleh di hari yang sama atau hari berikutnya. 

Jika mau terstruktur, buatlah tabel dengan microsoft word atau excel. Misalnya, seperti terlihat pada tabel di bawah (Tabel 1). Buatlah lima kolom [tanggal, topik/judul tulisan, waktu menulis, waktu selesai, keterangan.

Tabel 1 perencanaan menulis. Dokpri
Tabel 1 perencanaan menulis. Dokpri

Pola penjadwalan seperti ini akan membantu penulis untuk mampu mengikuti waktu yang sudah dialokasikan. Jika kita hanya sebatas menulis saat ada mood, maka seringnya kita tidak fokus. 

Untuk judul tidak perlu spesifik. Kalau pun kita belum memiliki judul terperinci, cukup tentukan topik saja. Waktu dan alokasi jam tentunya penting untuk ditetapkan dari awal. 

Komitmen menulis akan terbentuk pada saat kita mampu mengalokasikan waktu dengan baik. Masalah sibuk atau tidaknya itu sangat subjektif. Ringkasnya, ambil setidaknya tiga jam per hari untuk serius membaca dan menulis jika mau menghasilkan tulisan yang berkualitas. 

3. Menentukan Topik Tulisan

Memastikan apa yang hendak kita tulis boleh dikatakan gampang-gampang susah. Kembali pada poin pertama, yaitu target menulis. Agar kita tahu kemana arah menulis, ya baiknya mulailah dengan target yang ingin dicapai.

Target tidak selamanya harus berupa angka. Katakanlah kita ingin memperbaiki kualitas tulisan, alangkah lebih baik memperbanyak membaca tulisan yang bermutu: bisa dari buku, jurnal, opini dan lainnya. Kemudian cukup menulis satu artikel per hari dengan pembahasan mendalam.

Kalau memang target pada jumlah tulisan, maka tentukan berapa yang ingin ditulis satu bulan kedepan. Baik fokus pada kualitas ataupun kuantitas, keduanya memiliki plus dan minus tersendiri. 

Buatlah bagan topik apa saja yang ingin kita tuliskan dalam satu bulan. Pilihannya bisa dengan dua cara: mengikuti topik tulisan pilihan Kompasiana, atau menentukan topik yang memang kita sukai. 

Saya lebih suka menulis topik yang sudah saya tentukan. Misalnya, dari hasil bacaan buku, beberapa tema pada bagian tertentu akan saya jadikan topik tulisan jika menarik.

Cara ini membantu saya lebih memahami apa yang saja baca dan juga memperdalam ilmu baru. Cara lainnya bisa dari pengalaman, baik itu pengalaman mengajar, berjualan, bekerja, diskusi, dll.

Saya juga sering menulis topik tulisan dari apa yang saya ajarkan ke mahasiswa. Contohnya, jika ada topik yang saya anggap penting dan bermanfaat, saya akan menjadikan ide topik tulisan. 

Pola ini lebih mudah karena bahan sudah saya kuasai lebih dulu sebelum mengajar. Selanjutnya, saya tinggal merangkai kata saja dan menyesuaikan dengan tema tulisan. 

Semoga tiga tips di atas bermanfaat!

[Masykur]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun